Lagi-lagi resesi menjadi topik yang dibahas oleh banyak pihak di dunia maya. Untuk saya pribadi, topik resesi membuat saya lebih aware dengan kondisi keuangan personal. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ada sebagian orang yang jadi parno atau malah ketakutan dengan kemungkinan resesi ini.
Dari banyaknya konten tentang resesi dan krisis dunia, ada satu pesan yang sama yang dibawa oleh pembuat konten ataupun berita. Yaitu persiapkan fondasi keuangan pribadi yang kuat. Jadi mau ada resesi atau krisis moneter, kita sudah siap.
Disclaimer:
Saya bukan konsultan keuangan, yang saya bagi di sini adalah pengalaman saya dalam mengelola keuangan dan informasi yang saya dapatkan ketika konsultasi dengan independent financial consultant.
FONDASI KEUANGAN PERSONAL
Ada 3 aspek keuangan dasar yang harus diperhatikan oleh setiap orang karena menjadi fondasi/dasar ketika akan mengambil keputusan finansial di masa yang akan datang, termasuk investasi. Fondasi tersebut adalah dana darurat, asuransi, dan dana pensiun.
1. DANA DARURAT ATAU EMERGENCY FUND
Dana darurat adalah simpanan uang/tabungan yang dapat dipakai untuk membiayai pengeluaran pada kondisi darurat atau pengeluaran yang tidak terduga sehingga kita tidak perlu berutang ke pihak lain.
Kondisi darurat ini akan berbeda di antara satu orang dengan yang lainnya. Tapi umumnya dana darurat ini digunakan misalnya ketika kendaraan tiba-tiba rusak padahal belum saatnya servis, kena PHK, sakit yang harus ditangani saat itu juga karena gak bisa pake BPJS Kesehatan, dan lain sebagainya.
Waktu itu saya pernah menggunakan dana darurat karena kulkas di rumah tiba-tiba rusak, hhehe.
Berapa Besarnya Dana Darurat?
Jumlah dana darurat tidak ditetapkan secara pasti karena menyesuaikan dengan jumlah pengeluaran bulanan setiap orang (termasuk pengeluaran untuk utang). Akan tetapi banyak konsultan keuangan yang memberikan panduan sebagai berikut:
a. Dana Darurat Untuk Yang Belum Menikah (Lajang)
Dana darurat yang dimiliki minimal 3 bulan pengeluaran pribadi. 3 bulan menjadi standar minimal karena biasanya seseorang membutuhkan waktu rata-rata 3 bulan untuk mendapatkan pekerjaan baru ketika kena PHK. Jadi kasarnya kita gak perlu bingung dan khawatir dalam waktu 3 bulan meskipun belum punya pekerjaan tapi pengeluaran jalan terus.
Jumlah emergency fund akan menjadi lebih kokoh sebagai fondasi keuangan jika sudah mencapai 12 bulan. Jadi ketika sudah punya 3 bulan emergency fund yang disimpan dan kita masih punya pekerjaan stabil, prioritaskan untuk membangun dana darurat sampai 12 bulan.
b. Dana Darurat Untuk Yang Sudah Berkeluarga
Untuk keluarga kecil atau keluarga yang belum memiliki anak, dana darurat sebaiknya minimal 6 bulan pengeluaran. Pertimbangannya selain rata-rata waktu pencarian pekerjaan baru tapi juga karena aspek psikologis yang lebih “berat”.
Ketika sudah berkeluarga, jumlah pengeluaran akan lebih besar dan tanggung jawab menjadi lebih besar di pundak kepala keluarga. Ketika emergency fund lebih banyak yaitu 6 bulan, maka akan menjaga suasana keluarga dalam kondisi sulit menjadi lebih kondusif.
Dengan logika yang sama, bagi keluarga besar (sudah memiliki anak) jumlah dana darurat baiknya di 12 kali pengeluaran bulanan atau 1x total pengeluaran dalam 1 tahun.
2. Asuransi
Asuransi adalah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan asuransi.
Untuk memiliki keuangan pribadi yang kuat, minimal kita memiliki asuransi dasar yaitu the one and only: BPJS! Akan lebih baik kalau kita memiliki 2 jenis BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Kalau punya asuransi kesehatan dari pihak swasta akan lebih baik lagi. Tapi saya gak punya juga sih, haha. Hidup BPJS!
Asuransi jiwa direkomendasikan untuk seseorang yang memiliki tanggungan misalnya sudah berkeluarga dan punya anak. Asuransinya seperti apa? Lebih baik cari asuransi jiwa murni, jangan yang sudah dicampur dengan investasi atau unit link.
Dari konsultan finansial yang pernah saya datangi dan konsultasi face to face, asuransi harus berfungsi sebagai asuransi saja agar pembayaran preminya lebih murah dan benefitnya optimal. Sedangkan investasi bisa dilakukan secara terpisah dengan tools investasi yang tepat sesuai risk profile masing-masing. Hal ini mungkin akan saya tuliskan di artikel terpisah.
3. Dana Pensiun
Ini adalah PR terbesar saya karena bikin pening kepala waktu memperkirakan berapa banyak yang perlu dikumpulkan agar masa pensiun terjamin. Dana pensiun ini setidaknya bisa menjamin agar saya nggak perlu kerja lagi tapi tetap bisa menikmati hidup yang biasa-biasa aja dan sesekali jalan-jalan ke Eropa #eh.
Nggak ding, guys…
Dana pensiun adalah tabungan yang bisa menjamin kehidupan kita di masa pensiun tanpa membebani anak, cucu dan saudara.
Jika usia harapan hidup di Indonesia adalah 75 – 77,5 tahun dan usia pensiun 58 tahun maka kita sebaiknya memiliki tabungan yang dapat memfasilitasi hidup kita selama 17-19.5 tahun. Akan lebih baik kalau bisa menghidupi kita dengan gaya hidup yang kurang lebih sama saat kita masih produktif. Jadi kalau kita terbiasa bersedekah 2 juta sebulan (semoga someday saya bisa berderma sebanyak ini ya..hehe), harapannya saat sudah pensiun kita masih bisa bersedekah dengan jumlah yang sama dan stabil.
Sebuah tanggung jawab yang sangat besar, bukan? hahaha.
Berapa banyaknya uang yang harus kita punya sebelum pensiun tentu tergantung biaya hidup masing-masing, karena perencanaan keuangan seluruhnya bersifat personal.
Jangan Khawatir!
Ada sebagian orang yang udah takut duluan dengan 3 hal ini. Padahal tidak semua harus sudah ada saat ini juga. Bahkan sebagian besar orang di luar sana yang tidak terlahir dari keluarga konglomerat yang masih struggling untuk memenuhi fondasi keuangan yang baik. Ya sama lah seperti kita sekarang yang masih berjuang.
Saya pribadi hingga sekarang masih terseok-seok untuk mengumpulkan dana pensiun kok. Masih jauh banget dari target yang saya tetapkan, haha.
Jika belum punya 2 dari 3 aspek di atas. That’s ok. I’m there with you. Bangun pelan-pelan, mulai dari dana darurat lanjut ke asuransi dan dana pensiun.
Nggak Usah Ngoyo Kali… Allah SWT Sudah Menjamin Rezeki Setiap Orang. Benarkah?
Benar rezeki manusia telah ditakdirkan, tapi takdir itu adalah rahasia Allah yang tidak kita ketahui. Sedangkan sesuatu yang tidak kita ketahui tidak boleh dijadikan alasan untuk bermalas-malasan.
Merencanakan keuangan malah menurut saya adalah salah satu cara untuk bersyukur atas nikmat berupa rezeki melalui gaji/fee dari setiap usaha yang kita lakukan. Sama lah ya dengan perawatan wajah yang kita lakukan sebagai bentuk syukur atas wajah yang kita punya.
Ketika rezeki yang kita punya dapat dikelola dengan baik dan bisa memberi lebih banyak kepada masyarakat, maka bukankah akan menjadi sebuah pencapaian luar biasa?
Posting Komentar
Posting Komentar