Jalan-Jalan 2 Hari 1 Malam Di Jakarta Dengan Budget Tipis #2

Posting Komentar

budget trip in Jakarta

Main di Jakarta dengan low budget episode 2 dimulai sekarang. Tulisan pertama bisa dibaca di link ini. 

Setelah lelah jalan-jalan 6 jam, kami menginap di Oaktree Urban Hotel yang terletak di Jalan Sampit V no. 3, Blok M Jakarta. Review hotel akan saya tulis terpisah agar tulisan ini tidak terlalu panjang.


Sekitar pukul 5 sore kurang sekian menit, saya dan suami bersiap diri untuk kembali melanjutkan jalan-jalan, cuci mata dan juga mencari makan malam. 

Mengunjungi M BLOC Space

M Bloc Space terletak di dalam kompleks Peruri yaitu di Jl. Panglima Polim No.37, RW.1, Melawai, Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, cukup dekat dari hotel kami yaitu sekitar 800 meter. Jarak kurang dari 1 km tentu sangat bisa dijangkau dengan jalan kaki. Kalau tidak salah kami waktu itu berjalan kaki sekitar 10-15 menit. 


M Bloc Space adalah salah satu tempat hangout terkenal di antara anak-anak Jaksel. M Bloc ini juga menjadi sebuah ruang kreatif, tempat live music, marketplace, galeri museum mini, dan tempat hangout komunitas lokal.

Jaksel hot place

Selain itu M bloc ini juga berperan sebagai wadah peleburan bagi industri kreatif dan budaya; wadah bagi musisi lokal, seniman, pembuat, UKM, dan pekerja lepas kreatif untuk terhubung, berkolaborasi, dan membangun praktik, dan bagi komunitas untuk berpartisipasi dalam kegiatan seni dan kreatif di berbagai media. Semua aktivitas tersebut dapat dikunjungi pada lahan sebesar 6,500 meter persegi.


Kami sampai di sana sekitar pukul 17.15 WIB dan seperti yang saya duga M Bloc sudah sangat dipenuhi South Jakarta youngsters, baik sendiri, berpasangan sampai berkelompok. 


Bagaimana Cara Masuk ke M Bloc?

Mudahnya tinggal masuk aja karena tidak ada tiket yang perlu dibayar, kecuali kalau ada event tertentu seperti M Bloc Fest yang berisi acara musik dengan bintang tamu penyanyi papan atas di Indonesia. 

Waktu itu kami masih harus scan dan check in melalui Peduli Lindungi dan memang ada petugas yaitu mbak-mbak yang menjaga di pintu masuknya.  


Ada Apa Saja Di M Bloc?

Di bagian depan terdapat deretan ruko yang menjual berbagai makanan dan minuman. Ada juga toko atau booth kecil yang menjual selain makanan, seperti komik, kaset, cendera mata dan sebagainya. Ada photobox juga yang tersembunyi di toko komik. Saat menjelajahi bagian dalam tempat ini, kami melihat lukisan dan mural di dinding dan ada juga beberapa desain arsitektur yang unik. 

tempat hang out di blok m

Menurut saya ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi di M Bloc Space ini yaitu 

  1. Toko roti yang menjual roti buaya khas Jakarta dengan nama Cap Roti Buaya, sebuah toko kecil bercat nuansa merah. 
  2. Ruang performance musik. Jika beruntung, kita bisa menyaksikan pertunjukan musik dari kelompok-kelompok musik indie. waktu itu kami mendapatkan secuil performance dari musik orkestra. Saya agak terkejut karena banyak sekali anak muda hingga orang tua yang menyaksikan pertunjukan tersebut. Really fascinating :D
  3. Art Exhibiton. Di sepanjang lorong M Bloc ini banyak sekali karya seni yang dapat dinikmati scara gratis. Bahkan jika mau, bisa digunakan untuk ruang berfoto bersama keluarga atau teman.
  4. M Bloc Market. Tempat es krim cokelat paling terkenal dan enak se-Jaksel. Saya waktu itu ingin mencicipi juga es krim ini tapi urung karena melihat antriannya yang sangat panjang. haha
  5. Museum “mini” Peruri. Sebenarnya ini bisa menjadi tempat yang lebih menarik dan edukatif jika penyajian alat-alat bersejarahnya lebih interaktif dan memadai. Tidak hanya sekedar menyimpan benda-benda tanpa penjelasan yang representatif.


KULINER #3: Snack Malam di Roti Bakar Eddy

  • Lokasi: Jl. Raden Patah No.11, RT.2/RW.1, Selong, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
  • Jam Buka: 17.00-02.00 WIB

Roti Bakar Eddy adalah salah satu kuliner legendaris di Jakarta. Menurut saya mencicipi roti bakar ini sangat cocok sebelum menikmati makan malam yang cukup berat. Saya dan suami kembali berjalan kaki dari M Bloc ke lokasi Roti Bakar Eddy ini sekitar 10 menit dengan jarak tempuh 700 meter (berdasarkan google map). 


Kami sampai di lokasi dalam kondisi masih sepi alias hanya ada 2-3 meja yang terisi pelanggan. Kami segera memesan roti sesuai selera yaitu 

  1. Roti bakar cokelat keju Rp 21,000,- untuk saya dan 
  2. Roti Bakar 2TG yang berisi keju, kornet dan telur seharga Rp23,000,- untuk suami 
  3. Teh Tarik dingin dengan harga Rp12,000,-

Makanan segera terhidang dalam waktu kurang lebih 10 menit. Menurut saya roti bakar Mas Eddy ini rasanya biasa aja dengan harga yang pricey dibanding roti bakar lain. Isian kejunya cukup banyak tapi saya merasa keju yang menjadi isian rotinya seperti keju dengan kualitas rata-rata. Bahkan menurut saya lebih enak roti bakar yang harganya 8ribuan di pinggir Jalan Margaasih, Bandung. haha.

ngemil roti legendaris

Tapi mungkin karena roti ini punya nilai historis dan legendaris, jadi menurut saya sah-sah aja untuk harga di atas 20ribu. Nilai lebih yang ditawarkan Roti Bakar Mas Eddy adalah aroma dari arang saat membakar roti. Teh tarik dinginnya juga flop karena benar-benar hanya dari seduhan minuman kemasan (harganya murah juga sih, 12ribu).


Jujur, saya pribadi sepertinya akan memilih alternatif makanan ringan selain roti bakar ini jika saya jalan-jalan lagi di Jakarta. 


Terowongan Kendal Di Malam Hari

Setelah tenaga diisi ulang dengan roti bakar, kami menuju halte Transjakarta terdekat dan kembali ke daerah Sudirman untuk melihat suasana malam hari di Terowongan Jalan Kendal. Saya penasaran juga sih bagaimana atmosfir daerah tersebut saat malam minggu yang identik dengan waktu orang-orang berkumpul melepas penat. 

terowongan KRL  Sudirman
Sesuai dugaan, terowongan di Jalan Kendal ini sangat ramai dengan anak muda hingga dewasa. Sebagian ada yang bersepeda, bermain skateboard, duduk-duduk di lantai sambil berdiskusi apa saja, tidak sedikit yang hanya mampir untuk berfoto-foto seperti saya.


Terowongan ini menjadi lebih menarik karena ada lampu yang berganti warna dalam periode waktu tertentu, dari warna putih, warm white, biru hingga merah.


Di Bandung sepertinya saya belum pernah menemukan space seperti ini. Yang saya tau hanya ada Jalan Asia Afrika yang cukup ramai dan hidup. Hanya saja perbedaannya di terowongan Kendal ini tidak ada yang cosplay jadi pocong atau kuntilanak merah. hehe 


Kami lalu kembali ke arah hotel untuk mencari makan malam menggunakan MRT.

Kuliner #4: Gultik Gereja Barito

Lokasi: Jl. Melawai Raya No No.189A2, RT.8/RW.5, Kramat Pela, Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan


Saat mencari referensi makan malam atau makanan legendaris di Jakarta, gultik selalu ada di deretan yang perlu dicoba. Karena itu saya dan suami akhirnya tergoda untuk mencicipi gultik alias gule/gulai tikungan. 


Kebetulan pas di jalan kecil menuju Oak Tree Hotel, ada gultik yang paling terkenal se-Blok M yaitu Gultik Gereja Barito karena letaknya persis di depan gereja barito, pas di tikungannya. karena itu Gultik Gereja Barito ini adalah gultik yang beneran gultik karena posisinya memang di tikungan jalan. hehe.


Karena gultik ini sangat terkenal, maka kami harus antri 30 menit sebelum bisa memesan gule sesuai preferensi kami. Lumayan juga sih karena antrinya harus berdiri dan dalam kondisi alas tanah yang tidak rata. 

rasanya enak dan murah

Ini juga pertama kalinya kami sudi untuk antri lama saat mau makan. biasanya kami nggak pernah mau antri, mending cari alternatif makan lain. Alasannya tentu saja karena “mumpung lagi di Jakarta, jadi kapan lagi nyobain antri buat makan gultik” hehe.


Kami memesan 

  1. Gule daging 2 porsi @ Rp15,000,-
  2. 2 sate kulit ayam @ Rp5,000,-

Gule ini terlihat sangat murah dan affordable dengan harga belasan ribu dan porsi yang mengenyangkan untuk saya dan suami. Potongan daging yang lebih tebal dan lebih banyak jumlahnya juga membuat kami puas bahkan agak kurang percaya. “Kok ada sih makanan 15ribuan di Jakarta?”


Gultik barito menjadi lebih istimewa karena kami makan di pinggir jalan beralaskan tikar plastik sambil memperhatikan jalanan malam jakarta. Suasananya mirip saat kita makan angkringan di pinggiran Yogyakarta.


Gultik ini tentu menjadi kuliner terbaik yang kami nikmati selama di Jakarta. Must try!

JAKARTA DAY 2

Setelah tidur pulas semalaman, di pagi harinya kami agak malas untuk bergerak dan jalan-jalan. Maklum, usia kami sudah di atas 30 tahun, jadi energinya jauh berkurang seperti saat 20an dan mager lebih mendominasi. Tapi akhirnya pukul 8 lewat sekian kami keluar dari hotel untuk menelusuri jajanan di Jakarta. 


Kami awalnya hampir skip sarapan karena memang sengaja nggak order room+breakfast. Untungnya kami semalam sudah beli air minum tambahan dan mie dalam kemasan cup serta beberapa snack lain. Pagi itu sebelum pergi, kami menghabiskan stok makanan tadi malam sebagai pengganti sarapan.

Kuliner #5: RAGUSA, Es Italia Legendaris 

Kami kembali mengakses MRT untuk menuju pusat kota. Suami mengajak menikmati Car Free Day di Bundaran HI dulu sebentar untuk bertemu temannya yang kebetulan juga sedang berolah raga pagi di sana. Jadi kami turun di MRT Bundaran HI, lalu ketemuan sebentar dengan teman suami lalu ke daerah Gambir untuk mencicipi Es Italia yang juga legendaris.


Ada beberapa hal yang membuat kami agak lelah waktu yaitu beberapa halte Transjakarta tidak beroperasi karena dalam proses renovasi. Akibatnya kami harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer pukul 9.10 which is matahari sudah mulai ganas membakar bumi. 


Kami sampai di Es Krim Ragusa pukul 10.30 WIB. Jam rawan lapar karena udah mau jam makan siang. Saat itu Ragusa sudah dipenuhi pelanggan, dari yang jalan kaki seperti kami dan yang membawa kendaraan pribadi baik motor maupun mobil. Tempat duduk di bagian dalam sudah full, bahkan banyak yang makan es krim di seberang toko yang persis di pinggir kali kecil Jakarta.

es krim ragusa

Kami memesan

  1. Es Krim Mint Raisin Rp25,000,- : Rasanya unik, tidak begitu manis. tapi menurut saya rasa mint kurang terasa.
  2. Es Krim Special Mix dengan 4 rasa Rp30,000,- : Ini kebanyakan buat 1 orang! Bakalan cukup banget untuk 2-3 orang :(


Alur pembelian: 

  • Pilih menu yang akan dibeli, petugas akan menuliskannya di kertas kecil.
  • Lalu bayar di kasir, kertas kecil akan dikembalikan ke kita untuk diberikan ke petugas penyaji es krim di ujung counter.
  • Es krim siap dimakan.

Kami nggak kebagian tempat di sana sehingga kami harus mencari tempat duduk di pinggir kali. Asik juga sih. hehe.


Review singkat:

Es krim ini rasanya lagi-lagi biasa aja di lidah, tekstur es krimnya juga agak kasar tidak lembut selayaknya es krim mahal. Tapi saat itu es krim Ragusa jadi penyelamat karena saya dan suami lagi kepanasan. 


Rekomendasi dari saya pribadi sih, lebih baik beli 1 varian es krim saja untuk dicicipi. Bisa banget pilih yang mix flavor karena porsinya sumpah banyak banget.


Kuliner #6: Mie Ayam Bangka Lili/Sen Sen

Lokasi: l. Lautze No.28, RT.4/RW.7, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat


Kami berniat untuk makan siang Mie Ayam Bangka Lili yang juga masuk ke deretan makanan legendaris di daerah sana. Kami bela-belain naik KRL dari Stasiun Juanda dan turun di Sawah Besar dengan harga tiket 4000 saja lalu jalan kaki sekitar 5 menit. 


Tapi zonk banget karena mie ayam sudah sold out saat kami sampai di depan tokonya. padahal waktu itu baru pukul 11 siang.


Pelajaran penting: Untuk mencicipi mie ayam ini harus dari pagi, maksimal jam 10 pagi :(

Akhirnya kami balik lagi ke Stasiun Sawah Besar setelah sebelumnya beli Es Jeruk peras dengan harga Rp5.000,- saja. 


Kuliner #7: A&W Jakarta Kota

Ini gara-gara kena zonk di Mie Ayam bangka sebelumnya, jadi kami beneran bingung mau makan apa. Karena itu kami memutuskan main ke Kota Tua menggunakan KRL sampai Stasiun Jakarta Kota. Lalu randomly masuk ke restoran A&W karena saat itu hujan lebat dan nggak memungkinkan untuk jalan kaki mencari makanan legendaris di sana.


Setelah makan siang dan kenyang, kami memutuskan untuk main ke salah satu mall besar di Jakarta yaitu Grand Indonesia di MH. Thamrin. Dari Jakarta Kota kami menaiki TransJakarta, turun di Halte Tosari lalu jalan kaki menuju Grand Indonesia bersama dengan banyak penumpang TJ lainnya. 


Grand Indonesia sebenarnya sama saja dengan mall modern yang ada di Bandung hanya dengan skala yang lebih besar dan beberapa toko dan restoran yang baru saya lihat nama dan eksistensinya di sana. Yang menakjubkan buat saya di Grand Indonesia adalah Musholla yang sangat bagus dan mewah untuk para pengunjungnya. Saya betah banget sih waktu menunaikan sholat di sana. Excellent.


Setelah jalan-jalan sebentar, saya dan suami ngopi di Starbucks dan istirahat sebentar di sana sebelum pulang dan mengakhiri jalan-jalan kami di Jakarta saat itu.


Resume Biaya Yang Kami Keluarkan Di Budget Trip in Jakarta

kencan dengan TJ dan MRT di jakarta

1. Bensin: Rp150,000,-

2. Tol: Rp150,000,-

3. Transportasi: MRT, KRL, sampai Transjakarta Rp50.500,- x 2 orang = Rp111,000,-

4. Hotel tanpa breakfast: Rp289,000,-

5. Makanan: Rp339,500,-

  • Bubur 24,000
  • Lunch di Family Mart 57,000
  • Roti Bakar Eddy 56,000
  • Gultik Gereja Barito 40,000
  • A&W 78,500
  • Air Mineral 1,5 L (4 botol) 16,000
  • P*pMie & Snack 25,000
  • Starbucks 43,000
Total Biaya: Rp1,030,000,-

Ada yang mau berbagi budget tripnya di Jakarta juga kah?
Share di kolom komentar ya... :)
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

Posting Komentar