Perjalanan Umroh 2022: Akhirnya Umroh Jam 2 Dini Hari

Posting Komentar


Hari ketiga di Madinah, akhirnya kami bersiap untuk melaksanakan ibadah inti pada perjalanan di Arab Saudi ini yaitu umroh. Tahap yang kami lakukan adalah packing semua baju, berniat umroh di Masjid Dzulhulaifah atau sering disebut Bir Ali menggunakan bus dan langsung menuju Kota Mekah.


BERPISAH DENGAN MASJID NABAWI

Hari Kamis, 18 Agustus 2022, menjadi hari terakhir saya berada di kota nabi karena siang nanti setelah dzuhur saya dan rombongan akan bertolak ke Kota Mekah untuk beribadah umroh. 

Saya masih ingat bagaimana ramainya Masjid Nabawi waktu itu menjadi terasa syahdu. Karpet sajadah masjid yang berwarna hijau pun nampak sulit untuk ditinggalkan. Tapi di saat yang bersamaan saya juga merasa sangat excited karena sebentar lagi akan umroh.

Setelah dzuhur dan dijama’ dengan sholat ashar usai, kami segera ke hotel kembali untuk makan siang dan membawa koper kami ke dalam bus untuk berniat umroh di Masjid Dzulhulaifah.

Kami berangkat dari hotel sekitar pukul setengah 3 siang.


Miqat Di Masjid Dzulhulaifah

Miqat adalah batas atau tempat dimulainya para jamaah umrah atau haji untuk berihram sekaligus memulai niat. Miqat bagi jamaah yang datang dari Madinah adalah di Masjid Dzul Hulaifah atau Bir Ali yang terletak 11 kilometer dari Masjid Nabawi.

Sebenarnya berniat umroh ini bisa dilakukan di dalam bus saja dengan dipandu oleh Muthawwif atau pembimbing dengan catatan sudah memakai pakaian ihram. Akan tetapi hampir semuanya turun dari kendaraan masing-masing lalu mampir di masjid ini untuk sholat sunnah ihram, termasuk rombongan kami. Masjid ini juga bisa digunakan sebagai tempat untuk memakai pakaian ihram bagi orang-orang yang tidak sempat memakainya di hotel atau di perjalanan.

Biasanya travel agent umroh akan menghimbau bahkan memerintahkan ke para jamaahnya untuk memakai pakaian ihram sejak dari hotel sebelum berkendara menuju Bir Ali. Hal ini agar jamaah tidak kerepotan saat sampai di Masjid Dzulhulaifah, jamaah tinggal sholat sunnah 2 rakaat dan balik lagi ke bus untuk berniat umroh bersama-sama.

Masjid Dzul Hulaifah ini berukuran sangat besar, bahkan saya tidak bisa melihat keseluruhan bangunan masjid ini dalam satu kali pandangan atau ketika saya sudah masuk ke area masjid dan mengelilingi separuh bangunan. 

Saya waktu itu hanya mengikuti rombongan yang sudah diarahkan menuju pintu 7 masjid karena saya memang baru pertama kali di masjid ini. Saat itu masjid sudah sangat ramai dengan para calon jamaah umroh yang sama-sama ingin sholat sunnah ihram dan berniat umroh. Lalu saya dan rombongan sholat sunnah dan segera keluar dari masjid menuju bus. 

Hal lain yang saya ingat adalah udara dan matahari yang kering dan panas luar biasa. Hehe.

Saat di bus, kami berniat umroh. Lalu bersamaan dengan mengucap kalimat talbiyah, roda bus meninggalkan area masjid Dzul Hulaifah dan bergerak menuju kota mekah.


Perjalanan Menuju Mekah

Labbaikallahumma Labbaik…

Saat itu dada saya terasa berat dan air mata menetes deras tanpa bisa ditahan. Satu jam penuh menangis di dalam bus dengan kalimat talbiyah dan dzikir. Setelah itu saya kembali tenang tapi sesaat kemudian saya kembali menangis. Begitu terus sampai tiba di mekah.

Total perjalanan ke Kota Mekah adalah sekitar 6 jam dengan satu kali berhenti di rest area. Meski tidak semewah rest area KM 97 atau 88 di tol cipularang, rest area ini sangat memadai kebutuhan jamaah yaitu toilet dan area wudhu yang bersih, masjid, area pertokoan dan pedagang kaki lima yang ramai menjajakan dagangan.

Pukul 9 malam kami sudah tiba di Kota Mekah tapi perjalanan terhambat macet di jalan. Meski sudah dekat dengan area hotel, kami masih tertahan di bus karena kendaraan dan manusia tumpah ruah di jalan karena bersamaan dengan bubarnya jamaah sholat isya dari Masjidil Haram. 

Karena itu kami memutuskan untuk turun dari bus dan berjalan kaki menuju hotel. 

Setelah sampai di hotel, kami makan malam dulu lalu menunggu pembagian kamar hingga sekitar hingga pukul setengah 12 malam. 

Agenda umroh yang awalnya akan dilakukan saat itu juga akhirnya ditunda hingga pukul 1 pagi agar jamaah umroh bisa beristirahat meski hanya sebentar.


AKHIRNYA UMROH DI JAM 2 PAGI 

Saya dan rombongan kembali berkumpul di lobi untuk mendapatkan arahan bagaimana pelaksanaan umroh. Pukul setengah 2 pagi kami sudah di luar hotel dan berjalan beriringan menuju masjidil haram.

Saya dan suami berjalan bersama dengan rombongan lain menuju Masjidil Haram lewat pintu 79. Tak berapa lama berjalan kaki, kami berhenti di area sholat di salah satu bagian masjidil haram untuk sholat jama’ qashar maghrib dan isya. Kemudian melanjutkan jalan kaki untuk thawaf mengelilingi ka'bah 7x.

Saat kami tiba di pelataran ka’bah, saya melihat bangunan berbentuk kubus dan diselimuti kain dengan kaligrafi yang indah. Saya mencolek tangan suami dan bertanya 

“Kak, itu ka’bah?” 

“Iya…”

Masih seperti tak percaya, saya terus berjalan mengikuti alur pembimbing dengan pandangan masih lekat di Ka’bah. 30 tahun lebih sholat menghadap kiblat, baru kali itu saya melihat ka’bah secara langsung.

Kami lalu memulai thawaf hingga 7x bersamaan dengan jamaah umrah lain dari seluruh dunia. Tapi seingat saya kebanyakan jamaah yang saya temui atau lewati saat sedang thawaf adalah dari Indonesia. Hehe.

Setelah selesai, kami sholat sunnah 2 rakaat lalu minum air zamzam sebelum berjalan kaki menuju lokasi sa’i.

Sa’i adalah ibadah yang paling berat saat itu, bukan karena lamanya ritual ibadah tapi karena fisik yang sudah lelah dalam 6 jam perjalanan dan kurang tidur. 7x bolak-balik dari Bukit Shafa dan Marwah sangat menguras energi. Suami saya bahkan sampai harus istirahat 2x karena kaki yang sudah tak kuasa menahan badan. Tapi tidak apa, yang penting sa’i dilalui dengan selamat tanpa ada cedera. Sa’i selesai kira-kira pukul 4 lewat. Lalu kami melakukan tahalul dan ibadah umroh pun selesai. 

Saya segera mencari toilet untuk buang air kecil dan berwudhu karena sholat subuh akan berkumandang sebentar lagi. Saya dan suami yang sama-sama masih cupu soal tata letak masjidil haram saat itu mengikuti saja rombongan orang yang sudah sering umroh dan kami entah bagaimana caranya (saya lupa) sudah berada di lantai atas. Kemudian sholat subuh berjamaah di masjidil haram.

Saat itu tidak banyak foto yang saya ambil karena kepala saya fokus pada ibadah umroh saja. Jadi kenangan saat umroh kebanyakan ada di otak dan hati, bukan di memory card HP.


KENDALA SAAT UMROH YANG BIKIN KECEWA DENGAN TRAVEL AGENT

Awalnya kami akan menggunakan discord sebagai alat untuk komunikasi dari pembimbing umroh dengan seluruh jamaah yang berjumlah lebih dari 100 orang. Alat ini sudah di-trial beberapa kali dan running well. 

Akan tetapi dengan beberapa alasan travel agent mengubah pelaksanaan umroh yang tadinya 1 grup besar menjadi 3 kelompok kecil. Tujuannya sebenarnya bagus agar jamaah tidak terlalu tercecer dan lebih termanage dengan baik tapi keputusan tersebut tidak dibarengi dengan pembagian grup di discord sehingga hanya 1 kelompok saja yang bisa menggunakan discord tersebut. 

Akhirnya jamaah umroh banyak yang kebingungan harus baca doa apa dan mengandalkan dzikir dengan doa-doa yang dihafal saja karena suara pembimbing tidak terdengar. 

Padahal bikin grup baru di discord kan gampang ya… kasian jamaah yang baru pertama kali umroh dan lanjut usia yang harus dibimbing bacaan dan doa-doanya. Hal ini adalah salah satu hal yang bikin saya kecewa dengan pengelolaan umroh dengan travel agent yang saya gunakan waktu itu.

Semoga travel agentnya bisa introspeksi diri, haha.

susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

Posting Komentar