Pengalaman Vaksin Untuk Syarat Traveling

20 komentar

syarat naik pesawat saat pandemi

Syarat jalan-jalan sekarang makin banyak aja ya,, salah satunya kita harus vaksin dulu sebelum traveling. Nggak hanya traveling untuk refreshing, tapi juga business trip.

Semuanya harus vaksin dulu. Apalagi kalau lagi PPKM Level 4 super pedas kayak sekarang.

Berdasarkan SE Kementerian Republik Indonesia No 62 Tahun 2021, berikut adalah persyaratan perjalanan Transportasi udara alias kalau kita mau naik pesawata di dalam negeri.

  1. Jika bepergian dari dan ke Pulau Jawa & Bali, dan daerah PPKM Level 3 dan 4, kita harus sudah divaksin dosis 1 dan Swab PCR 2x24 jam. Antigen tidak berlaku pada jenis perjalanan ini.
  2. Jika bepergian antar bandara di luar Pulau Jawa dan Bali, dan daerah PPKM level 1 & 2, maka kita tidak perlu memiliki kartu vaksin tapi kita harus punya hasil swab PCR ATAU Rapid antigen
  3. Untuk perjalanan antar bandar udara di Pulau Jawa & Bali, kita harus sudah vaksin 1x dan punya PCR 2x24 jam ATAU sudah vaksin 2x dan punya hasil swab antigen 1x24 jam.

Lebih jelasnya di gambar ini ya.

syarat terbang masa pandemi
sumber tertera di gambar
Aturan ini berlaku mulai 11 Agustus 2021 sampai waktu yang ditentukan kemudian

VAKSIN COVID-19

Vaksin bertujuan untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Seperti halnya dulu waktu ada wabah polio di Indonesia, vaksin polio terbukti efektif "memusnahkan" polio di Indonesia. Begitu juga dengan Covid-19 yang disebabkan virus Corona saat ini, cara untuk melindungi diri selain melakukan 6M (semoga nggak nambah lagi M-nya, haha) adalah dengan ikutan vaksin! 

Jenis Vaksin Covid-19

Vaksin untuk Covid-19 ada cukup banyak jenisnya yaitu

  1. Sinovac dari China
  2. Sinopharm dari China 
  3. Pfizer dari Amerika Serikat
  4. AstraZeneca dari Inggris
  5. Johnson & Johnson dari Amerika Serikat
  6. Moderna dari Amerika Serikat

dan mungkin nanti akan ada lagi jenis yang lain.

SULITNYA AKSES VAKSIN UNTUK RAKYAT JELATA DI KABUPATEN

Perjalanan Vaksin Di Indonesia

Poin utama akan dimulai dengan curhatan dari seorang warga negara biasa tanpa privilege (bukan pi-en-ais, pegawai bi-yu-em-en, dan nggak punya jabatan mentereng di manapun), hehe. Sebagai gambaran, saya yang orang biasa ini tinggal di Kabupaten Bandung Barat dan bekerja di salah NGO yang kantornya di Kota Bandung.

Vaksin mulai gencar dilakukan di Indonesia di pertengahan Januari 2021. Tentu yang pertama kali divaksin adalah Presiden RI yaitu Pak Jokowi beserta menteri, perwakilan berbagai profesi, dan tentu saja perwakilan influencer yaitu Raffi Ahmad, hehe. 

Lalu ada drama dan blunder para influencer... 

Kemudian vaksin merambah ke para karyawan plat merah.

Setelah itu vaksin mulai bisa dinikmati oleh rakyat di pusat pemerintahan yaitu ibukota negara ini. Itupun masih mengutamakan golongan rentan yaitu lansia.

Laluu... baru deh di ibukota provinsi dan kota-kota besar.

Anak kabupaten? Mohon maaf, nanti dulu... 

Mau nangess rasanya... tapi gak papa. Anak pinggiran nggak hanya kuat jiwa tapi juga raga.

Sekitar bulan Juni, beberapa RSUD/RSUP (saya lupa) banyak yang membuka registrasi vaksin secara online untuk KTP sesuai dengan lokasi RS tersebut. Alhamdulillah di Bulan Juli, registrasi vaksin di RS tersebut sudah bisa diakses oleh semua orang dengan KTP manapun. Tapii... tentu saja harus rebutan karena stok vaksin terbatas. 

Saya sebagai warga yang bermodalkan internet dan social media untuk mencari info vaksin, tentu saja selalu kalah cepat. Semua tempat vaksin sold out.

Vaksin Di Kabupaten Bandung Barat

Vaksin untuk orang dewasa (18-50 tahun) di Puskesmas desa saya baru dibuka di tanggal 12 Juli 2021. Saya dapat info itu dari status WA salah satu staf puskesmas. Di instagram puskesmas malah nggak update dibandingkan update status WA pegawai puskesmas itu.

Menurut saya vaksin di desa saya lumayan telat dibandingkan dengan Kota Bandung, apalagi kalau dibandingin sama Jakarta (haha..). Dan yang lebih bikin sedih adalah kuota vaksin cuman beberapa ratus saja. Nggak nyampe 10% dari total penduduk di 5 wilayah kerja puskesmas.

PENGALAMAN VAKSIN UNTUK PERSIAPAN TRAVELING (YANG NGGAK TAU KAPAN, haha)

Vaksin dan Nasib Baik

Kantor saya sebenarnya aktif membantu karyawannya untuk divaksin. Tapi program akselerasi/percepatan vaksin ini asih terbatas untuk karyawan dengan KTP Kota Bandung. Mungkin karena kerja sama vaksinnya dengan Dinkes Kota, jadi penerima vaksinnya jug harus orang kota. Ya ampun, ya udah lah ya... Saya sebagai warga kabupaten nggak bakalan menyerah untuk nyari vaksin sendiri.

Setelah banyak riset dan hampir putus asa soal vaksin, akhirnya tanggal 30 Juli sekitar jam setengah 9 pagi saya dan suami daftar Gebyar Vaksinasi Jawa Barat yang diselenggarakan salah satu ecommerce warna oren. Kebetulan lokasi vaksinnya dekat dengan rumah saya yaitu di IKEA Kota Baru Parahyangan.

Dari sekian banyak jadwal, ada banyaak yang sudah sold out alias habis kuotanya. Saya kebagian untuk vaksin di tanggal 9 Agustus 2021. Alhamdulillah, tinggal nunggu 10 hari menuju vaksin dosis 1. Yey!

vaksin dengan shopee

Pukul 15.30 WIB alias sore hari, bagian HR di tempat kerja saya tiba-tiba ke ruangan dan bilang 

"Teh Ncuss, vaksin di Edelweiss ya.."

Saya yang abis sholat ashar rada bengong kan, karena baru tadi pagi saya daftar vaksin di shop*e. wkwk.

"Aku barusan daftar vaksin di shop*e teh.." kata saya

"Aduh, itu mah kelamaan. Vaksin ini mah sekarang"

"Hah, sekarang banget? Emang bisa, aku kan KTPnya kabupaten." maklum, anak kabupaten khawatir ditolak vaksin gegara KTP doang :p

"Iya... bisa kalau sekarang mah. Udah ditungguin tuh di Edhos (Edelweiss Hospital)"

"Oke deh, teh..."

Saya sore itu juga auto beresin laptop dan tas, dan cuss ke rumah sakit.

Saya tidak bisa menjelaskan panjang lebar di sini kok bisa saya dapat vaksin di RS itu. Intinya kantor saya memiliki hubungan cukup baik dengan RS sehingga saat ada sisa vaksin (karena peserta vaksin pada hari itu ternyata banyak yang gak datang/tidak lulus screening), maka sisa dosisnya bisa dilempar ke beberapa yayasan/kantor, salah satunya kantor kami. Hal ini dilakukan agar vaksin nggak mubazir alias dibuang karena vaksin hanya bisa bertahan 8 jam pasca dibuka. 

Waktu itu saya senang dan terharu karena saya akhirnya bisa vaksin tanpa harus nunggu tanggal 9 agustus.

Peristiwa itu kembali mengingatkan saya pada kalimat

"Manusia berikhtiar, Allah yang menentukan"

Saya berikhtiar agar bisa vaksin di tanggal 9 agustus, ternyata Allah menakdirkan saya bisa vaksin tanggal 30 Juli.

Tahapan Vaksin Dosis 1 Di Edelweiss

Registrasi

Vaksin di RS Edelweiss atau Edelweiss hospital ini dilaksanakan di lantai 2. Saya dan teman saya, sebut saja V, masuk melalui lobi lalu mendaftar dengan melengkapi formulir yang disediakan. Form tersebut isinya identitas standar, riwayat penyakit, dan suhu tubuh terakhir.

Setelah selesai mengisi form, kami diminta untuk ke meja 1 utk memberikan KTP. Lalu menuju tempat vaksin yaitu di lantai 2.

Screening Sebelum Vaksin dan Registrasi di PeduliLindungi

Petugas kesehatan segera menyambut kami di ruangan vaksin dan bertanya kepada kami

"Udah terdaftar di PeduliLindungi belum, teh?"

Saya bilang sudah karena saya memang sudah mendaftar ke Peduli Lindungi sejak beberapa bulan yang lalu. Sedangkan teman saya V belum terdaftar.

Waktu itu baik yang sudah terdaftar di pedulilindungi maupun belum, akan tetap divaksin. Yang membedakan adalah: sertifikat yang sudah terdaftar bisa langsung diunduh pasca vaksin, sedangkan yang belum terdaftar harus nunggu besok setelah didaftarkan oleh pihak RS.

Screening vaksin hanya berupa pemeriksaan tekanan darah dan pertanyaan di form screening yang diisi di awal ditanyakan ulang oleh petugas.

Vaksin Dosis Pertama

Ruangan vaksin di RS ini dibagi jadi 2 yaitu ruangan utk perempuan dan laki-laki. Untuk laki-laki, tempat vaksin lebih sederhana dan terbuka yaitu di sofa empuk tepat di depan pemeriksaan tensi. Sedangkan untuk vaksin perempuan, ada tempat tertutup di bagian ujung ruangan.

Hal ini menjadi perhatian khusus buat saya sebagai seorang muslimah karena saya merasa nyaman dan aman saat vaksin meski harus membuka sedikit bagian lengan saya.

Vaksin pertama saya berjalan dengan lancar menggunakan vaksin sinovac dari China. Vaksin kedua dijadwalkan di akhir Agustus 2021. Semoga saya sehat selalu sampai vaksin dosis kedua.

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) VAKSIN SINOVAC

Di kantor saya sebagian besar karyawannya sudah divaksin sehingga pembicaraan tentang kejadian pasca vaksin selalu menjadi topik hangat. KIPI sendiri adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan yang terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan sebab akibat dengan vaksin (corona.jakarta.go.id)

Sebagian besar topik KIPI di antara karyawan kantor saya ini didominasi dengan rasa lapar yang dialami sampai 3 hari, bahkan ada yang sampai seminggu. Ada 1 orang yang tidak merasakan efek apapun, ada juga yang merasakan ngantuk luar biasa pasca vaksin.

Setelah vaksin, jujur saya juga bertanya-tanya, apakah ada KIPI yang terjadi pada saya. Tapi ternyata hal-hal yang terjadi pada teman saya tidak terjadi pada saya. Saya hanya merasakan lengan sebelah kiri saya pegal dan agak sakit. Yang rasanya wajar karena bekas disuntik.

Hal lain yang saya rasakan adalah emosi saya jadi tidak stabil sehingga suami di rumah sering kali kena damprat padahal dia nggak ngapa-ngapain.

Awalnya suami saya heran doang "kenapa istri gue jadi kayak kesambet setan begini?"

Setelah nyadar kalau saya emosian pasca vaksin, suami saya cuman cengengesan dan istighfar doang waktu saya marah-marah. wkwk.

SERUAN UNTUK VAKSIN PADA SELURUH PEMBACA TRAVELNDATE.COM

Untuk mencapai herd immunity, Indonesia harus bisa memvaksin 80% penduduknya. Saat ini penduduk yang sudah divaksin dosis 1 baru mencapai 25% (covid19.go.id, 11 Agustus 2021). Yuk ah teman-teman mari kita vaksin diri sendiri dan keluarga.

Alangkah baiknya jika vaksin bertujuan untuk menjaga diri dan orang lain, nggak hanya sebagai syarat untuk jalan-jalan saja. Tapi untuk saat ini, apapun alasan yang melatarbelakangi vaksin, ya udah lah ya... gakpapa. Yang penting pada vaksin. Udah gitu aja. 

Karena semua itu akan mempercepat covid-19 teratasi dan hidup kita kembali normal seperti dulu.

Vaksin kuy..!

Your Travelmate, 
Susie Ncuss
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

20 komentar

  1. Iya vaksin memang diperlukan ya untuk jalan-jalan. Kalau setau saya ke luar negeri yang diakui hanya arta zeneca dan pfizer. Duh semoga wabah cepat berlalu deh yaa.. dan ga pakai masker lagi

    BalasHapus
  2. Semoga dgn vaksin bisa terbentuk herd imunity sebagaimana harapan dan Indonesia akan lekas kembali pulih
    Alhamdulillah, akhirnya bisa vaksin juga ya mba

    BalasHapus
  3. Aku lagi nunggu vaksin dosis ke # tanggal 16 Agustus nanti. Makanya dijaga bener nih badan biar tetep fit. Btw, aku menyusui lho, dan masih aman-aman aja.

    BalasHapus
  4. wah rezeki banget ya, kaya jodoh ini vaksin. namanya rezeki ga disangka-sangka ya teh malah dapet di rs edelweiss lagi alhamdulillah

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah di rumah saya sekeluarga sudah divaksin jadi tenang apalaggi ibu yang sudah sepuh banget. Wah, aman ya mba kalau mau travelling skrng saya dan suami udah sama sama divaksin

    BalasHapus
  6. Akupun udah kelar vaksin yang kedua kemarin rasanya lega banget bisa masuk mall sambil nunjukin surat tersebut pas ambil servisan hp kmrn

    BalasHapus
    Balasan
    1. wuihh... pasti berasa gagah banget ya waktu scan barcode :D

      Hapus
  7. seneng banget bisa vaksin kak, dirumah baru paksu sama aku yg vaksin

    anak anak blm boleh karena dibawah 12 tahun, emang ngerasain sendiri sih susah bgt mau keluar dan pergi pergi, bahkan ke mall aja belum bisa

    sedih bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. vaksin tiap kategori usia memang beneran harus sabar, apalagi keluarga yang jenjang usianya merata di semua kategori.
      Semangattt

      Hapus
  8. Wah alhamdulillah banget mbak! Aku juga alhamdulillah udah lengkap vaksinnya dan dapet pas vaksinasi massal Bogor. Semoga sehat selalu yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat juga, kakakk...
      Aamiin, semoga selalu sehat dan bahagia.

      Hapus
  9. Tapi aku sedih lho kmrn pas ada kasus vaksin kosong masa ada yg bilang: gpp gk divaksin aku cuma butuh surat/ sertifikatnya :(
    Berarti kyknya masih banyak yg gak dapat point tujuan utama vaksinnya buat apaan. Ya di sisi lain yg namanya surat vaksin dibutuhkan buat bukti.
    Ya moga2 segera merata vaksinnya, khususnya yg di luar Jawa nih ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada aja ya manusia zonk kayak gitu, mbak.
      BIasanya kemakan isu konspirasi global yang ora nggenah

      Hapus
  10. Pekerja tanpa kantor sepertiku juga mesti rajin cari info sana-sini. Di rumah, kami betiga (aku, dan anak-anak, 19 th dan 14 tahun) vaksinnya di tempat berbeda :D. Kalo ibuku dapat privilege sebagai lansia :D Dan justru ibuku yang ngerasain KIPI.

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah,
    Vaksin di Bandung sepertinya dalam batasan aman, teh.. Karena kemarin suami daftar, langsung dapat antrian dan lokasinya sangat nyaman, di PVJ.

    Sekarang sejak pandemi, mall pun ditutup.
    Pelayanan cepat dan gak pakai antri.

    Mantap, Bandung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, teh. utamanya yang KTPnya kota ya.
      tapi kalau skrg vaksin di kabupaten udah mulai mengarah ke yang lebih baik, hehe

      Hapus
  12. aku juga lagi mencari yang tidak banyak antri Mbk buat vaksin karena di Lmapung juga lagi rame banget antriannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bener, mbakk..
      adekku yang di Lampung juga udah nyari di mana-mana masih belum dapet juga

      Hapus
  13. Seriusan kak itu daerah kabupaten baru dapat vaksin bulan Juli kemarin? Berarti distribusinya kurang merata ya. Alhamdulillah aku dan suami sudah divaksin. Anak2ku belum krn emang belum ada yang usianya 12 tahun. Semoga dengan semakin meningkatnya kesadaran akan vaksin, herd immunity di Indonesia akan cepat terwujud. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, itu utk vaksin kategori dewasa di puskesmas rumah tinggalku.
      Kalau di tempat lain ada yang lebih cepet.. ya namanya juga tiap wilayah ada aja kondisi khususnya, wkwk :(

      Hapus

Posting Komentar