Sensasi Malam Pertama Backpacker-an Di Bangkok-Pattaya 3D3N

9 komentar
Kamis, 2 Maret 2017. Saya dan suami berangkat dari Bandung menuju Bandara Soekarno Hatta jam 09.30 WIB dengan travel cititrans. Kami (terpaksa) memilih keberangkatan dari Bandara Soekarno Hatta karena tiket promo dari AA adanya dari bandara itu, haha. Alhamdulillah perjalanan menuju Bandara tidak macet alias lancar jaya, kami sampai di sana jam 13.45 WIB. Kami check in dulu, abis itu keluar buat nyari makan dan sholat. Setelah kelar, baru deh masuk ke imigrasi :D.
Bandara Soekarno Hatta
Penerbangan kami ke Bandara Don Mueang (DMK) di pukul 16.45 WIB. Alhamdulillah, nggak ada delay. Kami masuk ke pesawat dengan ransel dan wajah happy. Perjalanan dari Jakarta menuju Bangkok yang memakan waktu 3,5 jam ternyata membuat saya agak-agak mati gaya di pesawat. Untuk menghilangkan penat, saya memutuskan membaca seluruh halaman majalah di dalam pesawat. Tapi setelah seluruh halaman di 2 majalah sudah selesai saya baca bolak-balik, kami belum juga mendarat di Bangkok. Karena saya juga belum bisa bobok, Jadilah saya cuman celingukan aja di dalam pesawat.
Dapet Sunset cuma seuprit
Untuk masuk Thailand, kita diberi kartu imigrasi dan harus diisi masing-masing. Dan… kartu ini juga tidak boleh hilang karena akan ditagih di imigrasi bandara Thailand ketika kita mau pulang ke Indonesia. 
kartu imigrasinya thailand

Alhamdulillah, kami sampai di Bandara DMK tepat waktu yaitu pukul 20.15. Setelah ngantri (yang tidak terlalu lama) di imigrasi, kami langsung keluar dari pintu kedatangan bandara.

Bandara Don Muenag Di Malam Hari
siap menuju imigrasi
Rencana hari pertama kami adalah menuju Pattaya pagi-pagi sekali. Untuk menuju Pattaya bisa dengan Bis dari terminal Ekkamai dan bisa juga dari terminal Mochit 2 atau bisa menggunakan travel dari Bandara Suvarnabhumi. Karena jadwal bus shuttle dari DMK menuju terminal bus benar-benar nggak backpacker friendly (baru ada jam 9 pagi) dankami nggak rela dengan waktu yang terbuang percuma dengan hanya keluyuran di bandara DMK yang kecil itu, maka kami berencana untuk pindah ke Bandara Suvarnabhumi. Mungkin menurut beberapa orang kita itu kurang kerjaan banget, tapi itu semua kami lakukan demi cinta waktu dan juga uang yang berharga.
resmi sampai Thailand
 Challenge pertama adalah bagaimana keluar dari DMK menuju SVB dengan lancar? Berbekal pengetahuan dari browsing sana-sini, saya tau kalau ada 2 opsi menuju SVB dari DMK yaitu
  1. Bus shuttle gratisan. Syaratnya harus punya tiket yang menunjukkan kalau kita adalah penumpang yang akan berangkat dari SVB
  2. Bus 554 dan 555. Kita harus keluar dulu dari Bandara DMK.
Karena kami nggak punya tiket atau boarding pass yang bisa ditunjukkan, maka kami harus nyari bus 555 dan 554. Kami kira nanya bus ini akan gampang. Tapi ternyata karena orang-orang sana bahasa inggrisnya “kacau” dan kebanyakan pake bahasa tubuh, maka saya yang sudah lelah dan pingin tidur ini pun nyasar-nyasar di area bandara.

Begini nih usaha kami buat nyari bus 554 atau 555 di Don Mueang malam-malam:
Usaha pertama:
kami nanya ke petugas di depan bandara tentang misteri bus 555, kata doi kita tinggal lurus aja dan belok kiri. Nah, kita kan nggak mudeng ya yang disebut belok kiri itu nyebrang dari area Bandara atau gimana. Jadi kita jalan aja terus dan malah nyasar ke tempat mangkal bus dan ahjumma (yaelah,… korea banget :p) yang judes. Kita yang polos ini nanya ke orang-orang (plus ahjummah) yang lagi ngumpul di situ tentang bus menuju SVB. Bapak-bapaknya itu udah mau bantuin, eh tapi si Ahjumma ini judes pisan dan bilang
“Finnit… blabla.. 1000 baht”
Ya gue nggak mudeng lah. Apa sih maksudnya finnit-finnit =)).

Karena saya masih berusaha nanya dengan keras, suami saya menyeret saya untuk pergi dari situ dan meninggalkan keributan kecil yang terjadi di sana. Suami saya lalu berbisik “Tadi tuh dia (si ahjumma) bilang FINISH, udah nggak ada bus lagi”

Ealah… ternyata sayanya yang budeg, haha. Untungnya kami langsung ngeloyor pergi, kalau nggak bisa diperas 1000 baht sama mereka. fyuh.. Kami lalu balik lagi ke bandara buat nyari info lagi dan juga buat beli air minum karena haus yang sekalian buat nukerin duit baht jadi recehan. Air minum di bandara itu harganya 40 bath utk 600ml.

Usaha kedua: Kami akhirnya nemu loket tourist information centre yang nyempil di sebelah kanan pintu kedatangan. Setelah kami nanya tentang caranya ke SVB, petugasnya bilang
“We recommend you to take taximeter blablabla”
Taximeter itu mahal ya, saudara-saudara...
Waktu saya nanya kalau bis 555 gimana? Emang udah nggak ada jam segini (saat itu udah jam 9 lewat)? Kata doi: ada sih, tapi nunggunya bakalan lama. Doi juga ngasih tau kalau halte busnya itu ada di dekat family mart (semacam cir*le K atau Indom*retnya Thailand). Yaudah deh, saya langsung bilang makasih dan chao dari situ. Bodo amat sama lamanya nunggu bus, yang penting kita bisa ke Pattaya pagi-pagi dan tentu saja dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan naik taximeter.

Dari bandara kita jalan ke arah kanan jalan lurus terus nyebrang jalan ke arah Family Mart (warna plangnya hijau terang), dan fyi, petugas di family mart ini juga kebanyakan nggak mudeng sama Bahasa inggris ;D.

suasana bangkok malam-malam
Kita nunggu di halte bus yang letaknya di samping kiri Family mart itu. Ternyata di sana banyak banget orang Bangkok yang lagi nunggu bus, van (di Indonesia mah namanya ELF), tasimeter, dan alat transportasi lain. Rame banget deh, padahal udah hampir setengah 10 malam. Di halte itu udah disediakan tempat duduk yang cukup memadai dan menurut saya sih bisa menampung 20-30 orang. Tapi orang-orang lebih memilih untuk berdiri di pinggir jalan agar lebih mudah melihat nomor bus atau van yang lalu lalang di depan halte.

Kita nunggu lamaaa….banget di halte itu. Udah semacam hopeless gitu lah. Kata suami saya: kita nunggu di halte itu maksimal jam 10 malam. Kalau nggak ada, balik lagi ke bandara dan terpaksa harus nunggu bus shuttle yang jam 9 pagi itu. Oke Deal!

Alhamdulillah, pada saat mata panas pengen merem dan juga lapar. Bus 554 akhirnya muncul juga!
bus 554 dari Suvarnabhumi ke Don Mueang
penampakan bus 554
Saya langsung lari dan teriak-teriak ke suami: “ayo sini, cepetan…” =)). Alhamdulillah banyak orang yang juga ngantri buat masuk ke bus itu. Jadi busnya rada lama berhenti di halte itu. Untuk memastikan kalau bus ini beneran mau ke SVB, saya nanya ke salah satu calon penumpang “Suvarnabhumi airport?”

Ahjussi eh om-om yang saya Tanya bilang: “suvarnabhum?” trus doi ngangguk-ngangguk. Tenang, om-om ini nggak punya pedang yang tertancap di dada kiri kok. #eaa #goblin
Saya tak lupa bilang “thank you” dan ikut naik dengan gembira.

Bus 554 ini mirip-mirip lah sama Trans Jakarta atau Trans Metro Bandung, adem pake AC. Alhamdulillah, nggak berapa lama kami berdiri ada beberapa penumpang yang turun, jadi kami bisa duduk. Oya, kondektur bus ini ibuk-ibuk lho. Suaranya lembut pisan. Doi bawa-bawa benda bulat panjang dari besi yang bunyi kerincing kayak kecrekan pengamen. Ternyata isinya adalah karcis bus dan uang receh buat kembalian penumpang. Saya lalu ngasih uang 100 baht buat bayar bus dan ibu itu ngasih uang kembalian 30 baht plus 6 lembar karcis warna merah berukuran kecil yang saya nggak tau gunanaya buat apa selain sebagai bukti pembayaran. Nggak taunya di salah satu halte yang kami lewati, ada petugas bus lain yang masuk bis dan bawa-bawa lembaran kertas.

Oooo…. Tukang ngecek karcis ini mah. Hehe

Saya buru-buru mengambil dompet dan mengeluarkan karcis kecil tadi dan menyerahkannya ke bapak itu. Setelah dicek, bapak petugas langsung merobek karcis dan mengembalikannya ke saya. Hehe. Bener kan kata saya.

Pukul 22.39 waktu Thailand (nggak ada perbedaan dengan Indonesia sih) Bus 554 ini berhenti di terminal yang cirinya adalah ada pom bensin shell dan banyak banget bis yang lagi parkir di sana. Plus ada tanda/plang nomor-nomor bus. Kami keluar dari bus 554 dan atas petunjuk dari ahjussi yang pertama kali saya Tanya itu, kami masuk ke bus lain dengan nomor 35 dan ada tulisan “Airport Shuttle. Free of Charge” horee…. Kita beneran bisa sampe SVB dan nggak bayar lagi. Hehe
penampakan bus shuttle ke bandara suvarnabhumi

interior bus ke suvarnabhumi
Dari tempat transit atau terminal tadi ke bandara ternyata lumayan lama, kira-kira 10 menit. Kami turun di depan salah satu terminal dan saya mengucapkan terima kasih (sekaligus selamat tinggal) dengan senyuman dan sedikit membungkukkan badan ke ahjussi yang udah bantuin kita.

Makasih ya ahjussi, salam buat Gongyoo *lha? Hehe.

view Bandara Suvarnabhumi dari bus shuttle

Rincian biaya Backpackeran Bangkok-Pattaya 3 Hari 3 Malam
Hari 1  
Di Indonesia
Tiket CGK-DMK : Rp 1.218.000
Travel BDG-CGK : Rp 260.000
Makan Siang : Rp 100.000,- (saya lupa persisnya berapa)
Di Thailand
Air Minum: 40 Baht
Tiket Bus 554/555: 70 baht

p.s. seluruh biaya yang tertulis adalah untuk 2 orang
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

9 komentar

  1. Waah, seruuu dan lengkap sekali mbak tulisannya, jadi baper pengen kesana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo berburu tiket murah, mbak sarah.
      saya dan suami ke sana karena rejeki tiket murah aja, kalau nggak ada promo mah kayaknya nggak bakalan ke sana =))

      Hapus
  2. Waah lumayaan mbak ya dapet promoo segituu. . Kalau normal pp bsa 4 jutaa an. . Hehehe jd kangeen pengen ke bangkokk lgi 😁 salam kenal mbak susiiu . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. serius PP 4 jutaan?
      Alhamdulillah banget berarti ya kami inih.
      kami juga pingin ke Thailand lagi, tapi lagi pingin umrah backpacker. jadi nabungnya rada galau, hihi

      salam kenal juga teh lucky ^^

      Hapus
  3. Seru ya backpackeran, kmarin orang tua saya pake jasa travel heuheu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, seru...
      kalau buat orang tua sepertinya lebih cocok kalau pakai jasa travel, teh. Kecuali kalau orang tuanya memang punya jiwa backpacker dari muda dulu :D

      Hapus
  4. Duuu deg degan banget tuh kalau sampai nggak ketemu bus nya mba. Kan sedih banget kalau sampai kejadian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha...
      kalau busnya nggak ada, sedih sih nggak, cuman capek aja dan kesel karena banyak waktu yang terbuang :D

      Hapus
  5. Wah asyiik murah juga yak, ga terlalu mahal..:D Mending backpackeran kyknya ya.., tp bakal banyak jantungen jogana xixixixi.

    BalasHapus

Posting Komentar