Backpackeran Di Bangkok 3D3N : Balada Kapal Chao Phraya Express Bendera Biru-Orange dan Mengelilingi Wat Arun Yang Masih Direnovasi

10 komentar

Di postingan ini saya akan bercerita tentang fenomena Kapal Chao Phraya Express yang konon katanya murah dan dijadikan andalan oleh para backpacker. Benarkah bisa diandalkan? Bagaimana dari segi kenyamannya? InsyaAllah saya kupas secara objektif dan jujur dari kacamata saya :D.

***

Sebelum ke stasiun BTS, kami mampir dulu di Sevel yang jaraknya hanya 100 meter dari hostel dan 200 meter dari stasiun BTS. Kami di sana beli sarapan dan air minum dulu karena suami saya udah kelaparan. Kami sarapan di emperan (bukan di dalam) stasiun dan kami nggak peduli sama tatapan beberapa orang yang ngeliatin kita. Hehe.

Wisata pertama yang kami datangi hari itu adalah Wat Arun. Begini nih cara kami mengunjungi Wat Arun:
Beli tiket dari Stasiun Asok tujuan Stasiun Saphan Taksin. Dari Stasiun Asok dan Saphan Taksin itu ada di dua jalur BTS yang berbeda. Kalau kita tarik ke Jabodetabek-Indonesia, kayak perjalanan kita dari Stasiun Jatinegara ke stasiun Bogor gitu deh, kakak... kalau kakak mau ke Bogor dari Jatinegara kan harus turun dulu di Stasiun Manggarai, abis itu nunggu kereta lain yang ke arah Bogor. Hehe, Kebayang kan?  Nah, kami naik kereta dari stasiun Asok arah Bearing turun di Stasiun Siam. Abis itu ganti kereta yang ke arah Silom dan turun deh di Stasiun Saphan Taksin. Keluar dari stasiun, ikuti plang Tha Tien Pier untuk naik kapal Chao Phraya Express buat ke Wat Arun.

Nah, kebanyakan traveler yang nulis di blog itu merekomendasikan utk naik Chao Phraya Express yang pake bendera warna orenz karena yang paling murah: 15 baht. Jadi karena kami masih cupu dan baru pertama kali main di Bangkok, kami ikutan nyoba naik kapal yang warna orenz itu.

Jadi Gimana nih rasanya naik Chao Phraya Express warna orenz, Dek Ncuss?
Aduh, ngantri cyiinn…. Haha. Ngantrinya juga lumayan lama dan panas banget. Nah, di kapalnya sendiri penuh sesak dengan penumpang. Hanya orang-orang beruntunglah yang bisa duduk di kursi. Saya dan suami berdiri mepet ke “pagar” pembatas kapal dan juga mepet sama tempat keluar masuk penumpang. Setiap kali berhenti di dermaga, maka suasana di kapal rada chaos karena orang-orang yang mau turun akan berbenturan dengan orang-orang yang mau masuk dan kami yang belum sampai di tujuan dihimpit dari dua arah. Nggak nyaman banget deh, seriusan. Tapi kalau mau nyoba sesekali ya nggak papa. Namanya juga pengalaman di negara orang, hehe.

begini antriannya, cyinn...


Beginilah kondisi di dalam perahu yang harganya 15 Baht aka sekitar 6rb perak

Karena itulah, di kesempatan berikutnya waktu kami naik kapal lagi, kami memutuskan untuk naik kapal yang “rada mahal” yaitu kapal turis yang berbendera biru. Padahal mah kalau dirupiahin cuman 12ribuan. LOL.


Kami turun di dermaga Wat Arun. Keluar dari dermaga, kawasan wat Arun pas di depan mata. Kami keliling kawasan Wat Arun yang sangat luas dan juga panas. Kacamata hitam harus dibawa banget. Seperti yang disampaikan oleh traveler-traveler pendahulu, waktu kami ke sana Wat Arun atau yang dikenal dengan nama Temple of Dawn ini  juga masih direnovasi. Saya kurang tau sampai kapan, masih lama kayaknya. Sama aja kayak nungguin renovasi Genting Highland di Malaysia deh, lamaa… =)).
dermaganya kayak gini aja bentuknya :D

Saya sih nggak begitu ambil pusing ya dengan kondisi renovasi itu apalagi sampai baper dan kesal karena tujuan kami ke lokasi itu untuk wisata, bukan mau beribadah. Dan kami adalah traveler yang pandai bersyukur #hasek

Wat ARun dari kejauhan.

Meski bangunan utama di Wat Arun ini masih direnovasi, para traveler masih bisa berkunjung di bangunan di sekitarnya yang cukup tinggi. Buat yang takut dengan ketinggian, siap-siap untuk menghadapi kenyataan karena tangga di sana lumayan curam dan jarak antar anak tangga cukup tinggi. Suami saya yang kadang takut sama ketinggian kadang nggak itu (iya, doi emang suka ababil gitu) bahkan sempat menolak untuk naik tangga. Padahal istrinya ini udah excited mau naik tangga ke atas. Dengan sedikit paksaan dan tarik-tarikan tangan, saya berhasil menyeret suami saya untuk naik ke atas, LOL.





Sekitar jam 12 siang kami lalu keluar dari kawasan Wat Arun dan jalan kaki ke arah kiri menuju lokasi kapal transit untuk menyeberang ke Wat Pho. Kapal transit ini gratis. Yey, cung yang suka gratisan! =p

Sebelum sampai ke lokasi kapal, kami melewati tempat lonceng doa. Ratusan lonceng kecil dipasang menggantung dengan rantai yang isinya doa. Saya nggak bisa baca apa doa-doanya karena pakai bahasa Thailand. Saya nggak ikutan masang lonceng karena bertentangan dengan agama saya =D. Tapi pemandangan ini sangat menarik, saya jadi teringat dengan film drama atau anime dari Jepang yang sering menampilkan scene orang-orang jepang sedang memasang omikuji (ramalan) yang mereka dapat dari kuil. Saya nggak bilang dua aktivitas ini sama ya, saya cuman bilang “teringat”, maklum saya mah orangnya suka keingetan sama drama yang ditonton :D.


Tak berapa jauh dari lokasi lonceng doa, ada sebuah lokasi wisata lain yang saya nggak tau namanya. Tadinya saya ingin masuk juga ke situ tapi suami saya nggak mau. Jadi ya sudahlah… mari kita ikuti suami saja :D.

yang nggak dikunjungi :D

Lalu kami bersama sekitar 20 orang lain menyeberangi sungai dan turun di dermaga Wat Pho yang terletak persis di seberang kawasan Wat Arun.

Pengeluaran pagi ini:

Sarapan: 64 Baht
Tiket Chao Phraya Express Bendera Biru: 10 Baht x 2 = 20 Baht
Wat Arun: 50 Baht x 2= 100 Baht

Kurs
1 Baht: 385 rupiah
 
Seri Perjalanan Kami Di Bangkok sebelumnya:
Sensasi malam pertama Backpackeran Di Bangkok
Perjalanan Dari Suvarnabhumi ke Pattaya
Kapal Penyeberangan Pattaya–Koh Larn Island (Coral Island)
2,5 Jam Keliling Koh Larn Island aka Coral Island
Makanan Halal, Walking Street dan Kehidupan Malam Di Pattaya
Repotnya Naik Bus dari Pattaya ke Bangkok 
Drama Nggak Bisa Keluar Dari Stasiun BTS Di Bangkok
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

10 komentar

  1. Asyik banget bisa jadi guidance kalo aku main ke sana. Makasih ya teh Ncuss.

    BalasHapus
  2. Teh Susie plesir mulu nih jadi pengen honeymoon lagi hehhe tfs yaa semoga saya juga bisa ke Bangkok aamiin^^

    BalasHapus
  3. Ngadain travel kesana yuk. Nabung nabung nabung hehe dan teh ncuss jd guide nya yuuuk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayuk atuh, lebih murah ke bangkok daripada ke lombok lho.. huhu.. sedih kan. T>T

      Hapus
  4. What? Kalau dirupiahun cuma 38.500 dong,ya? Aaah murah. Pake kapal yang rada mahalan deh, biar ga kegencet teuing kalau penumpangnya berjubel hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 3.850, teh. hehe.
      iya, murah banget. bisa dituker balabala 6 biji, haha.

      Hapus
  5. Teh, knapa dirimu ngabibita :((

    BalasHapus

Posting Komentar