Cerita Mamak Main Di Candi Prambanan

1 komentar
To the world, you are a mother. But to your family, you are the world. -Anonim

Candi Prambanan terletak 300 meter dari rumah buleknya suami. Penjaga gerbangnya pun banyak yang dikenal oleh keluarga paklek. Kami (saya dan suami) pernah masuk ke candi Prambanan tanpa membayar tiket karena lewat jalan khusus atas informasi dari paklek. Dosa nggak sih? Haha

Ketika Mamak (dan adik serta keponakan) saya ajak ke Candi Prambanan, kami memutuskan untuk masuk ke dalam Candi dengan cara normal dan lebih beradab: masuk lewat gerbang dan membayar tiket. Harga tiket masuk candi Prambanan masih Rp 40.000,- dan tiket terusan ke Candi Ratu Boko: Rp 75.000,-. Keponakan saya yang umur 1 tahun nggak bayar tiket. Kami tidak mengajak Mamak ke candi Ratu Boko karena hari sudah siang dan khawatir mamak malah kecapekan.

Kami memasuki kawasan Candi Prambanan sekitar pukul 10 pagi. Yogyakarta + jam 10 pagi = panas menusuk kulit. Kami masuk ke Candi jam segitu karena kami agak berlama-lama di penginapan karena badan masih capek, mampir sarapan soto, lalu berkunjung dulu ke rumah Bulek di dekat Prambanan itu. Agendanya rada padat memang, hehe.

Saat kami berkunjung ke Prambanan, waktunya bertepatan dengan hari wafat Yesus Kristus dan besoknya adalah hari sabtu minggu. Candi Prambanan dibanjiri wisatawan dari dalam dan luar negeri. Rameee…. The more the merrier, isn’t it? Tapi kalau kata Sheldon di The Big Bang Theory, frasa itu tidak relevan. Hhaha *abaikan

Mamak saya sangat bersemangat saat kami masuk ke dalam situs bersejarah UNESCO itu. Saya yang tadinya merasa biasa aja karena udah pernah ke sini jadi ikut semangat dan mengajak mamak untuk keliling candi-candi yang tersebar di kawasan sebesar 17 km2 itu. Suami saya yang seharian kemarin nyetir tanpa pemeran pengganti lebih memilih untuk nongkrong di area yang teduh di dekat salah satu candi. Alhamdulillah barang bawaan berupa karpet piknik dan yang lainnya tidak perlu kami bawa-bawa, udah ada yang nungguin =D.  



Mamak saya terkagum-kagum dengan arsitektur candi Prambanan yang sudah berusia lebih dari 11 abad. Saya malah kagum dengan mamak yang kuat naik turun banyak candi sambil membawa cucunya yang paling kecil. Maklum, cucunya itu nempelnya sama simbahnya daripada ke ibunya aka adik saya. Mamak saya juga berulang kali mengkonfirmasi: “iki candi roro jonggrang kae po?” dan saya berulang kali menjawab: “iyo, Mak” sambil ketawa.

Setelah puluhan kali berfoto di sana-sini sebagai kenang-kenangan dan berulang kali mengejar keponakan kami yang lari-lari tak terkendali, kami keluar dari area candi utama dan berjalan santai menikmati suasana candi di tengah hari. Panas terik matahari yang tadi kami rasakan terfilter oleh rindangnya pohon besar yang terjajar rapi di kanan kiri jalan. Suara gamelan yang sesekali dijeda dengan pengumuman oleh petugas terdengar menambah suasana Jawa di candi itu. Kalau diingat-ingat, saya suka sekali dengan suara gamelan yang berasal dari speaker kecil yang dipasang di sana-sini.

Mamak masih tetap semangat berjalan kaki dan sesekali menggendong cucunya yang manja. Kami juga membeli minuman dingin yang dijual oleh warga sekitar di balik pagar pembatas candi karena bekal air minum yang kami bawa dari luar sudah habis tak bersisa.
 

Area Candi Prambanan yang sangat luas itu belum selesai kami jelajahi, tapi tubuh sudah cukup lelah dan perut sudah mulai lapar. Karena itu kami memutuskan untuk menggunakan kereta mini untuk mengelilingi area candi yang sekaligus akan mengantarkan kami ke pintu keluar. Lagi-lagi pertimbangannya adalah yang penting Mamak bisa melihat kawasan Candi dan tidak terlampau lelah. Harga tiket kereta mini itu Rp 10.000/orang, fasilitas yang dapat dinikmati selain kereta adalah air mineral botol ukuran 330 ml yang dibagikan saat kereta berhenti di  museum. Keponakan saya tidak dikenakan tiket.

Cuaca yang panas berganti dengan udara yang sejuk di dalam kereta. Mamak nampak bahagia. Keponakan saya yang duduk (sedang tidak mau dipangku) di samping saya pun tertidur lelap. Saya jadi gak bisa ngapa-ngapain ketika kereta berhenti di museum. Tak lama kemudian kereta berhenti di dekat pintu keluar.

Sebelum kami menutup perjalanan di Prambanan dan mencari makan siang, kami berhenti dulu untuk melihat kebun binatang mini yang ada di kandang persis di sebelah pintu. Ada monyet, burung merak, rusa, dan binatang lain. 

Alhamdulillah, kunjungan di Candi Prambanan berjalan dengan lancar dan bahagia.
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

1 komentar

  1. Jadi ingin ke sana lagi, terakhir pas SMA hahaha. Udah lama banget. Seru ya Mamak main di Prambanan.

    BalasHapus

Posting Komentar