Yogyakarta: Hadiah Untuk Mamak

Posting Komentar
Home isn't home without mom -Anonimous

Ibu saya, kami di rumah menyebutnya dengan Mamak, adalah support system terbesar dalam hidup saya. Mamak berperan besar dalam membuka jalan hidup saya, bahkan hingga sekarang. Dengan tangannya yang selalu berdoa “sehat terus dan rejekine lancar”, saya dan suami bisa menyambangi banyak daerah, di dalam maupun luar Indonesia. 

Di tengah (self proclaimed) status traveler, saya merasa ada sesuatu yang kurang dan rasa yang tak karuan datang menyusup di hati. Ia seperti berbisik: “Hei kamu yang katanya traveler, apakabar mamak kamu yang di kampung? Kamu bisa kayak gini karena mamakmu. Mamakmu cuman tau Pringsewu, rumah kosmu di Bogor dulu, dan rumah mertuamu di Bandung.”
 

Saya diam, tidak bisa menyanggah kata hati saya.

Saya merasa sedih dan bersalah kepada mamak saya yang selalu hidup sederhana di kampung. Saya Mamak saya yang orang jawa bahkan belum pernah menginjakkan kaki di tanah leluhurnya di Jawa. Fakta ini membuat saya membuat perasaan saya campur aduk. T.T
 

Then I planed a trip for my mom. Dan tempat yang saya pilih adalah Yogyakarta.
 

Tapi karena saya adalah orang yang nggak bisa janji tanpa bukti, jadi saya bergerak dalam diam. Saya menabung berapapun yang bisa saya tabung ke dalam celengan yang saya beli dengan harga 5.000 rupiah di warung sebelah rumah. Saat itu saya dalam kondisi yang agak sulit menyisihkan uang karena sedang terjerat dengan banyak kewajiban >,<. Tapi upaya saya waktu itu berhasil dan saya bisa mendapatkan lebih dari 3 juta. Nampak banyak, tapi jumlah itu masih jauh dari cukup. Dan saat itu harapan agar saya bisa memberikan sedikit rasa bahagia di wajah mamak adalah gaji di 1 bulan terakhir dan bonus dari tempat kerja, hehe.
 

Saat saya mengabarkan rencana perjalanan ke Yogyakarta melalui telepon, saya bisa mendengar bahagia dari suaranya. Mamak semakin semangat ketika saya menggambarkan lokasi mana saja yang akan dikunjungi di sana. Saya juga tidak sabar untuk perjalanan itu. Long story short, bonus dari tempat kerja saya cair di saat yang tepat, 60% digunakan untuk membayar utang karena bayar utang adalah yang utama dan sebagian lagi untuk menambah kekurangan biaya utk perjalanan buat mamak.
 

Mamak, adik, dan 2 keponakan saya sampai di Bandung tanggal 27 Maret 2018, 2 hari sebelum kami berangkat ke Yogyakarta. Kami mempertimbangkan kondisi tubuhnya yang sudah tidak muda dan juga keponakan saya yang umurnya baru 1 tahun. Kami ber-enam berangkat ke Yogyakarta hari Kamis pukul 04.00 WIB dengan mobil kecil kami yang sudah diservis beberapa hari sebelumnya. Perjalanan itu kami mulai dengan sholat sunnah agar kami dilindungi Allah SWT selama 4 hari ke depan.
 

Itinerary sederhana kami:
  • Kamis, 29 Maret 2018: berangkat, mampir ke Purworejo (buleknya Suami), malamnya menginap di Yogyakarta.
  • Jumat, 30 Maret 2018: mengunjungi buleknya suami yang rumahnya di dekat candi Pramabanan, mengunjungi candi prambanan, mengunjungi rumah bulek di tempat lain (saya lupa namanya apa), menginap di hotel yang sama dengan hari 1.
  • Sabtu, 31 Maret 2018: Candi Borobudur di Magelang, pindah hotel di dekat taman pintar, istirahat, makan siang, sore hari mengunjungi Taman Pintar (jalan kaki dari hotel)
  • Minggu, 1 April 2018: Kraton Yogyakarta. Pindah hotel di dekat Malioboro, jalan-jalan di malioboro.
  • Senin, 2 April 2018: pulang ke Bandung.

susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

Posting Komentar