Seharian Keliling Melaka: Menikmati Sungai Melaka, Berburu Street Art, Melaka River Cruise, Menara Taming Sari, Dataran Pahlawan, Bukit St. Paul, dan Stadthuys

34 komentar


Pagi hari, tanggal 15 Maret 2019, kami berenam keluar dari hotel sekitar jam 8 pagi karena jadwal sholat subuh itu jam 6 pagi. Suami saya pagi itu sholat subuh berjamaah di masjid yang sangat dekat dengan hotel. Pengalaman shalat berjamaah di Melaka itu bikin ketawa dan makin kepo dengan kondisi shalat di masjid-masjid Malaysia lainnya. Jadi shalat subuh di sana, menurut suami saya, bisa 15-20 menit karena dalam 2 rakaat itu surat yang dibaca setelah Al Fatihah hampir setengah juz. Di rakaat kedua ada pembacaan doa qunut, abis itu ada sujud terakhirnya juga lamaaa... Meski begitu, suami saya nggak kapok dan tetap shalat subuh berjamaah di hari kedua di Melaka :D

Menyusuri Sungai Melaka Dan Berburu Street Art
Kami keluar jalan-jalan dengan botol air minum terisi penuh dari dispenser hotel dan langsung mampir di sebuah rumah makan India tak jauh dari tempat kami menginap. Kami mencicipi makanan khas orang India yaitu Roti Canai :D. 





Perjalanan menyusuri pinggiran sungai Melaka pun dimulai dengan perut kenyang dan diiringi sinar matahari yang mulai menyengat. Baru berjalan 100 meter, kami berhenti untuk berfoto di depan bangunan menyerupai ruko dengan cat berwarna-warni. Kami menghabiskan waktu hampir 30 menit di sana setelah saya berteriak

"Woii.. ini baru 100 meter jalan kakiii... perjalanan masih panjang, Gengs.."





Kami kembali berjalan melewati banyak kafe yang masih tutup, rumah-rumah tua yang sudah tidak ditinggali, beberapa ruas jembatan dengan pegangan yang sudah mulai rapuh, dan sesekali kapal Melaka River Cruises melintasi di sebelah kanan kami. Kami menyeberangi jembatan di dekat Melaka Eye lalu kami melanjutkan sesi foto dengan street art/mural yang digambar dengan indah di dinding-dinding bangunan di pinggir Sungai Melaka.



Mataku ilang...






Kami berjalan kembali di pinggir sungai Melaka dan melewati Kampung Jawa yang dulunya adalah sebuah pusat perbelanjaan. Kami jalan teruusss sampai ke landmark utama Kota Melaka yaitu Stadthuyst! :D


Melaka River Cruise
Kami langsung menuju Melaka River Cruise saat kita sampai di Stadhuis agar gak kena antrian dengan para turis lokal maupun non lokal. Lokasi penjualan tiket Melaka River Cruise mudah ditemukan karena deket dengan benteng dan museum kapal yang berukuran besar. Harga tiket Melaka River Cruise untuk turis adalah 30RM atau kira2 Rp105.000,- dengan kurs 1RM=Rp3500,-.




Melaka River Cruise ini ada jadwal berangkatnya ya jadi nggak kayak angkot yang kalau penumpang banyak baru berangkat. Tapi kayaknya kalau turis lagi membludak, kapal/perahunya bisa menyesuaikan dengan kondisi penumpukan penumpang di tempat menunggu :D.

Setelah mendapatkan aba-aba dari ibu-ibu petugas Melaka River Cruise, kami diminta untuk naik ke kapal. Waktu itu di kapal kami hanya ada kami berenam dan 1 rombongan keluarga yang lagi jalan-jalan. Karena kapalnya sepi, jadi kami bisa bebas berdiri, pindah tempat atau mau foto2 di area dekat nahkoda (ciyee.. nahkoda hidupkuuu... XD). 



Durasi Melaka River Cruise ini sekitar 15-20 menit. Di perjalanan saat kapal berputar arah, ada rekaman suara guide yang menjelaskan sejarah tempat-tempat yang kita lewati. Yang paling berkesan untuk saya adalah penduduk di perkampungan di sebelah kanan masih menjalankan kehidupan jaman dulu dan bentuk rumah pun tidak ada yang berubah hingga sekarang. Pemerintah Malaysia memberikan tunjangan hidup kepada seluruh warga di perkampungan tersebut agar sejarah tetap terjaga.

Menara Taming Sari: Melihat Melaka 360 derajat dari ketinggian 80 meter
Kami lalu kembali berjalan kaki di bawah terik matahari pukul 12 siang. Kali ini tujuan kami adalah Menara Taming Sari. Tempat wisata yang dibuka pada tahun 2008 ini menawarkan pemandangan spektakuler Kota Melaka di ketinggian 80 meter dengan sudut pandang 360 derajat. Jadi dengan tiket dengan harga 25RM, kita akan diangkat ke puncak menara lalu observation deck dengan pembatas transparan akan berputar selama 10 menit agar kita bisa melihat seluruh Kota Melaka dengan puas. Tenang, putarannya pelan-pelan dan ruangannya ber-AC :D.







Dari atas Menara Taming Sari kami bisa melihat Bukit St Paul, pantai dan laut, Dataran Pahlawan, hamparan rumah dan bangunan tua di Kota Melaka serta situs sejarah lain. Buat saya Menara Taming Sari sangat worth it untuk dicoba. Bahkan jika kita punya budget terbatas, menurut saya lebih baik memilih Menara Taming Sari daripada Melaka River Cruise. The choice is yours <3

Dataran Pahlawan dan Bukit St Paul
Dari Menara Tamin Sari kami kembali berjalan kaki ke arah kiri dan menyusuri jalan menuju Dataran Pahlawan yang bangunannya berwarna merah seluruhnya. Kami kembali berfoto-foto di sepanjang jalan, membaca keterangan tempat bersejarah yang kami lalui (dan sekarang udah lupa apa aja --"), lalu bersiap menaiki anak tangga menuju Bukit St Paul.



setelah mendaki tangga

Gereja St Paul adalah sebuah gereja bersejarah yang terletak di puncak bukit di Kota Melaka yang pertama kali dibangun pada tahun 1521. Gereja ini merupakan gereja tertua di Malaysia dan Asia Tenggara. Aduh, saya jadi inget dengan tragedi Gereja Notre-Dame de Paris yang terbakar hanya dalam waktu 63 menit. Sedih banget ya... karena tempat ibadah umat beragama tidak hanya sebagai simbol agama saja tapi ada tempat2 ibadah tertentu yang juga jadi saksi sejarah dan juga mahakarya seni yang dihargai dunia.


Balik lagi ke Gereja St. Paul
Di dalam gereja ini, kita bisa melihat banyak sekali batu nisan orang-orang Portugis berukuran besar (dua kali lipat tinggi saya). Di sini juga ada beberapa stand penjual souvenir dan topi. Yang sangat menyenangkan di sini adalah udaranya sangat segar dan banyak angin, adeemmm... Keringat yang mengucur di badan dari pagi lenyap begitu saja setelah duduk sebentar menikmati angin :D





Stadthuyst
Bangunan bersejarah lain yang kami datangi setelah dari Gereja St. Paul adalah Stadthuyst. Kami berjalan menuju Stadthuyst dari Gereja St Paul dengan melewati pemakaman Belanda yang luar biasa sejuk karena banyak pepohonan. Sebenarnya ada papan petunjuk dari kayu, tapi kalau masih bingung bisa nanya ke salah satu penjual souvenir di sana. Mereka ramah dan mau banget buat nunjukin arah yang benar ke kita :D.




Stadthuyst terletak di jantung Kota Melaka dan terkenal dengan warna merahnya yang tidak pernah berubah dan menara jam yang juga berwarna merah. Stadthuyst dibangun oleh Pemerintah Belanda di tahun 1650 sebagai kantor Gubernur Belanda dan Deputi Gubernur.

 



Sekarang Stadthuyst jadi rameee bangeettttt dengan turis dan juga lapak orang jualan, belum ditambah dengan odong-odong becak yang sering kali menyetel lagu dangdut remix untuk menanti pelanggan. Menurut saya sih ini jadi mengurangi kekhusu'an kita untuk foto-foto menikmati bangunan bersejarah di Kota Melaka ini. Tapi ya udah lah ya... di Indonesia juga kayak gitu, hahaha.

 

...
Perjalanan kami menyusuri tempat yang saya jelaskan di atas itu membutuhkan waktu 4,5 jam berjalan kaki. Gimana? Ada yang berminat main (lagi) ke Melaka? Yuk ke sana lagii... :D


Biaya 
Tiket Melaka River Cruise: 30RM
Tiket Menara Taming Sari: 25RM
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

34 komentar

  1. Seru banget mba, jalan2 bareng2 gitu ke manapun asyik apalagi ke Melaka :)

    Meskipun saya membayangkan 4,5 jam jalan kaki, sepertinya wajib ngebekal koyo buat auto usir betis pegal.hahaha

    BalasHapus
  2. Indah sekali mural nya di tata dengan apik dan berjalan di pinggiran rumah dekat sungai sungguh indah.

    BalasHapus
  3. Suami sepupu saya orang Melaka meskipun sekarang tinggal di KL. Kata dia, Melaka sekarang rame banget. Gak kayak dulu yang sepi. Apalagi kalau weekend, berasa ramenya :D

    BalasHapus
  4. Waah asyik banget yah bisa jalan-jalan menyusui tempat bersejaeah, aku baru tahu loh mba soal Melaka ini 😍 ternyata banyak peninggalan Belanda yH 😊

    BalasHapus
  5. Waaahhh seru ini mah, traveling rame2 gini trua ke melaka pisan. btw tempat2 yg dikau kunjungin kece2 bgt mbk. Sukaaaaa

    BalasHapus
  6. Kenapa bangunan di dataran pahlawan serba merah? Eh ya ampun ada dangdut remix juga menggaung di sana hahahaha...

    BalasHapus
  7. Lukisan lukisan jalanan itu nyeni nyeni ya. Sekarang spot spot seperti itu yang seang ramai dicari. Di Tangerang juga ada kampung bekelir dan kampung kampung lainnya yang waktu itu mulai mempercantik kampung dengan street art. Kalau ke Malaka bolehlah nyobain Manara Taming Sarinya, makasih infonya yaaa, serunya kalian tuh jalan-jalan

    BalasHapus
  8. Bagiku, Melaka ini identik dengan Rumah Sakit. soalnya banyak bgt orang pekanbaru kesini buat medical check up, tindakan-tindakan medis, bahkan untuk promil. ternyata bagus yaaa wisatanyaaaaaa

    BalasHapus
  9. Aku belum pernah ke Melaka nih mbak, seru juga ya kalua jalan-jalan ke sana banyak spot menarik untuk didatangi. PIngin nyobain Melaka River Cruisenya

    BalasHapus
  10. Mau ke Malaka ah, kemarin keluarga berobat ke sana. Kalau saya pengen banget foto di depan Christ Curch Melaka :)

    BalasHapus
  11. Street Artnya kece2 yaakk.. Instagramable banget. Selama ini aku baru bisa menyaksikan keunikan street art di Melaka melalui berbagai kartu pos dari teman2 postcrossingku. Seneng banget pas nerima kartu pos itu. Apalagi kalau suatu hari bisa langsung ke sana untuk potret di lokasi tersebut ya. Waahh...bakalan hepi banget.

    BalasHapus
  12. Serunyaaa kapan ya saya bisa jalan jalan rame rame begitu.

    BalasHapus
  13. Seru juga jalan-jalan ke Melaka yah Teh, tapi kayaknya aku bakal gempor kalo harus jalan kaki 4.5 jam hahaha.

    Bakal banyak berhentinya kali, tapi rasa lelahnya sepadan yah Teh :))

    BalasHapus
  14. Wah, seru banget. Banyak juga ya tempat keren yang bisa dikunjungi di Melaka ini. Dan yang paling asyik, menyusuri sungai itu. Semoga kesampaian bisa main ke sana

    BalasHapus
  15. Wah engga ke masjid terapung selat malaka nya nih teh..

    BalasHapus
  16. Kampung Jawa dulu pusat perbelanjaan, kalau skrng jd apa mabk?
    Di sana maksudnya banyak org Jawa gtu? Bisa Bahasa Jawa mereka?
    Wah pas banget pas lagi sepi ya jd bisa menikmati naik kapalnya dengan puas :D

    BalasHapus
  17. Senangnya Mba bisa ke Melaka dan eksplorasi apapun di sana. Kalau saya masih sebatas wishlist dulu jalan jalannya

    BalasHapus
  18. Melaka cantik banget ya, seru banget traveling ke sana, pengen deh jalan-jalan ke sana, makasih jih artikelnya membantu sekali untuk bisa membayangkan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan di Melaka

    BalasHapus
  19. Paling menyenangkan jalan-jalan itu dapet konten ya Mba hehehe
    gemes nih pengen main juga ke Malaka
    semoga ada rejeki dan bisa berkunjung di sini juga

    BalasHapus
  20. Seruu...traveling yang dinanti...adalah traveling bersama pasangan yaa teh..
    Jadi kenal luar-dalemnya.

    Eh, gimana..
    Heehhee..

    Melaka banyak wisata sejarah yang indah.

    BalasHapus
  21. Wah jadi envy, kemarin waktu kalan-jalan di Melaka nggak mampir di Kampung Jawa. Udah menyusuri pinggir sungai, cuma karena malam dan bukan hari jumat atau Minggu, jadi gak tahu lokasi wisata terdekat.

    BalasHapus
  22. Melaka ini salah satu destinasi wisata di Malaysia yang pengen banget kudatengin. Bismillah semoga bisa traveling dan seru-seruan di sana

    BalasHapus
  23. Pertama ke Melaka sendirian backpacking jadinya ga ada yg fotokan kek gini. Banyak spot cakep yaa di sana.

    BalasHapus
  24. Walah, baru tahu saya Mbak kalau bisa sampai selama gitu salat subuhnya. Jujur saya belum pernah ke sana sih. Ini pinggiran sungainya cantik ya. Kalau di Singapur, mirip yang di area Raflesh Garden, yang dekat Merlion.

    BalasHapus
  25. melaka ini salah satu destinasi impianku, lihat foto-foto di sini jadi makin mupeng secepatnya ke sana. doakan aku bisa cepat nysul yaa mba :)

    BalasHapus
  26. Traveling rame2 gitu asik banget ya mbak.

    Melaka juga cantik banget, sekilas saya lihat bersih dan tertata. Emang sih kalau terlalu ramai juga gak nyaman.

    BalasHapus
  27. Jalan kemana pun kalo ditemenin sama temen ngebolang yg udah klop juarak bgt tuh jalan2, apalagi sama Paksu jug Mba

    BalasHapus
  28. Waah, jadi penasaran nih dengan kehidupan orang-orang yg di perkampungan yg masih mengikuti sejarah itu. Pengen juga deh jalan2 ke Melaka, dulu waktu ke KL gak sempat jalan jauh ke Melaka.

    Ohyaa Mbak, jadi kepo juga deh apa yg buat ketawa dengan shalat Subuh berjamaahnya? Hihih

    BalasHapus
  29. Aku bulan kemarin jg ke Melaka, tp blum aq tulis nih. Kmren jg blum explore smua, jetlag gr2 kelamaan naik bis aq

    BalasHapus
  30. Kok aku jadi pengen punya suami yang suka traveling juga ya :"") Biar nggak di rumah terus dan semangat nabungnya

    BalasHapus
  31. Banyak spot asyik ya di melaka. Selama ini taunya jika di keluarga kami ada yang sakit parah bawanya ke melaka. Bisa dishare di grup keluarga ini.

    BalasHapus
  32. Wow cakeup banget, semoga bisa melancong kesana juga kak

    BalasHapus
  33. Jadi inget saya punya voucher free nginap di hotel di Melaka.
    Tp mikir mau ke sananya kapan haha.

    BalasHapus

Posting Komentar