Staycation Di Hotel de Braga By Artotel

18 komentar

Di masa pandemi seperti ini, pilihan liburan menjadi sangat terbatas. Kita jadi nggak bebas ke luar kota atau liburan ke tempat2 wisata. Di awal Maret 2021, kami memutuskan untuk staycation di de Braga by Artotel. Kami memilih menginap di sana karena suami saya sedang terobsesi dengan hotel dari Artotel pasca liburan di Yogyakarta akhir tahun lalu.

Hotel de Braga by Artotel 

Hotel ini terletak di Jl. Braga No.10, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung

Letaknya sangat strategis karena hanya beberapa langkah dari Jalan Asia Afrika yang terkenal serta Jalan Braga yang aestetik.

Kami memesan hotel ini di Agoda dengan rate Rp483k.

Kami mendapatkan ruangan dengan tipe studio 25 include breakfast untuk 2 orang.

staycation di de braga

Proses Check In Di Hotel

Kami sampai di Hotel ini sekitar pukul 12 siang. Biasanya hotel akan bilang kalau belum waktunya check in dan kita diminta buat nunggu. Tapi di sini petugasnya langsung memproses check in kami dan setelah beberapa menit menunggu di kursi yang dekat dengan tangga menuju lantai 2, ruangan kami sudah siap yaitu di lantai 11.

review jujur hotel de braga by artotel dengan letak strategis dekat dengan asia afrika dan braga serta bisa sepedahan keliling bandung ke Dago.

Kami langsung menuju lift ke lantai 11 dan siap menuju staycation alias cuman duduk bengong di kamar nyari makan, dan bengong lagi sampai keesokan harinya.

Setelah keluar dari lift di lantai 11, kita bisa melihat dengan jelas jalan Braga menuju Jalan Asia Afrika. Kita juga bisa melihat beberapa kamar hotel dan restoran di Hotel Ibis Style yang terletak di samping de Braga by Artotel. Menara Masjid Alun-alun dan gedung BRI di sampingnya juga terlihat jelas dari sini.

Kamar Tipe Studio 25

Toilet & Shower Area

Toilet dan shower area terletak di sebelah kanan pintu masuk. Wastafel berbentuk kotak dan elegan bersanding dengan cermin berukuran besar pas di depan pintu kamar mandi.

Toiletries yang disediakan di wastafel adalah 

  • 2 pasang dental kit, 
  • 1 shower cap, 
  • 1 sabun padat berbentuk bulat, 
  • 1 gelas, dan 
  • Tisu toilet

Toilet duduk ada di sebelah kanan dengan posisi yang agak nyempil.

Bagian shower cukup luas dengan kepala shower yang besar di bagian atas serta hand shower. Saya suka banget dengan bagian shower ini karena mudah menemukan posisi keran dengan suhu air hangat terbaik untuk mandi. Airnya juga mengalir deras dan lembut di kepala serta badan.

Yang gak saya suka adalah botol shampo dan sabun yang keras. Susah banget buat ngeluarin shampo dan sabun cairnya. 

Fasilitas Kamar

Kamar dengan tipe studio 25 ini memiliki beberapa fasilitas yaitu
  • Lemari terbuka di sebelah kiri pintu masuk
  • Safety box 
  • 4 hanger
  • 1 pasang sandal
  • 1 teko air 
  • Beberapa sachet krimer, gula dan kopi serta teh.
  • 1 unit Nescafe Dolce Gusto
  • 1 unit kulkas mini
  • 1 unit TV
  • Wifi berfungsi dengan baik

Keanehan Di Kamar 

Ada beberapa hal yang menurut saya aneh di kamar ini.
1. Kamar ini di-set untuk 1 queen bed, tapi yang disediakan hotel adalah 2 single bed yang disatukan.

Sprei menggunakan ukuran queen, which is good. tapi yang sumpah aneh banget adalah selimut yang ada di bagian atas bukannya yang berukuran queen, tapi malah selimut untuk 2 single bed yang disatukan. Jadi kasurnya terlihat tidak rapi, ada gundukan di bagian tengahnya. Buat saya ini termasuk kategori annoying.


2. Di samping kanan dan kiri jendela terlihat sebuah space kosong yang diisi dengan lampu. 
Saya nggak tau apa maksud desain interiornya. Tapi menurut saya yang awam soal desain ini, peletakan furniture dan ruangan di kamar ini sangat aneh dan membingungkan.

review jujur hotel de braga by artotel dengan letak strategis dekat dengan asia afrika dan braga serta bisa sepedahan keliling bandung ke Dago.
space kosong ada di bawah lampu bulat

Kalau ada yang ngerti soal desain, bisa koreksi saya kalau saya salah atau kampring ya.

MAKAN SIANG DAN MAKAN MALAM SAAT STAYCATION

Makan Siang via Ojol

Sekitar setengah 2 kami memesan makanan secara online alias gr*bfood. Sembari menunggu mamang ojol dateng, hujan datang dengan cukup deras. Tak lama kemudian, mamang ojol dateng membawa makanan enak dan hangat dengan harga cukup murah karena jurus diskon 35%.

Makan Malam Di Mi Kocok Mang Dadeng

Setelah sholat maghrib, kami ke luar hotel untuk nyari makan malam. Kami akan makan malam di Mi Kocok Mang Dadeng yang nggak jauh dari hotel. 
Sebagai informasi, jalan menuju Asia Afrika ditutup jam 6 sore sampai jam 6 pagi jadi jalanan terlihat semakin sepi dan rada creepy

Menuju Mi Kocok Mang Dadeng

Setelah menyebrang dari hotel, jalan lurus aja sampai perempatan Braga yang ada circle Knya, kemudian kita harus menyebrang lagi dan menyusuri jalan ke kiri. Lokasi mi kocok legendaris ini terang benderang dan berwarna kuning sehingga sangat mudah ditemukan.

Saat itu tidak ada pelanggan selain kami sehingga kami bisa dine in dengan tenang. 
  • Mi Kocok biasa: 31k/porsi
  • Teh tawar hangat: 3k/porsi
  • Kerupuk: 3500/pack isi 3
Total makan malam: 75k

SEPEDAHAN KE DAERAH DAGO

Keesokan harinya setelah sholat subuh, kami siap-siap untuk sepedahan ke arah Dago.
Setelah merangkai sepeda, saya dan suami langsung start sepedahan sekitar pukul 5.45.

Rute yang kami pilih
Braga, Jln Veteran, Jl Sunda, Jl Lombok, Jl Citarum, Cilaki, Gd Sate, Dipati Ukur, Simpang Dago, Terminal Dago, turun via Dago, Merdeka, Braga.

Saat sepedahan ini, saya muntah di tanjakan terakhir di Dago karena heart rate terlalu tinggi. LOL.

SARAPAN DI HOTEL

Setelah selesai sepedahan, kami langsung sarapan tanpa mandi terlebih dahulu di cafe yang bisa dilihat dari luar hotel. Pilihan makanannya cukup bervariasi. Semua makanan tidak bisa diambil sendiri alias harus diambilkan oleh staf restoran kecuali minuman.


Kami mencicipi sebagian makanan yang ada di sana. Semua makanan rasanya enak, tapi nggak yang bikin kaki goyang2, kecuali pastry berisi pisang dan sosis. Oya, rasa Espresso di restoran ini clean dan tidak ada rasa kecut/masam. Me like it!

HOTEL TOUR KE LANTAI 3

Setelah sarapan, kami jalan-jalan dulu di lantai 3 hotel. Lantai 3 ini isinya restoran yang sedang dalam renovasi dan kolam renang. 
Restoran ada di sebelah kanan lift, sedangkan kolam renang ada di bagian kiri lift. Kolam dibuka dari pukul 8 hingga 6 sore. 
Hari itu hanya 1 orang yang tercatat menggunakan fasilitas kolam renang di sini. Meski begitu, kondisi kolam renang terlihat bersih dan terawat.
Kolam renang ini dibagi jadi 2 bagian: untuk anak2 dengan kedalaman 0,4m dan dewasa 1,2 m.

HAL KURANG MENYENANGKAN DI DE BRAGA BY ARTOTEL

Setelah selesai jalan-jalan kami kembali ke kamar untuk mandi dan istirahat alias rebahan. Saat inilah ada beberapa hal yang bikin rada ilfil dengan servis di de Braga ini. 

Disclaimer:
Yang saya ceritakan ini tentu saja berdasarkan pengalaman saya saja. Mungkin ini terjadi karena saya kurang beruntung sehingga tidak menggambarkan servis hotel ini secara umum. Tapi mungkin bisa digunakan untuk pertimbangan sebelum book hotel ini. hehe.

Setelah mandi saya baru sadar kalau air di teko kamar sudah habis. Karena sajian air di kamar berbentuk teko, maka logikanya air bisa direfill. Karena itu saya ingin bertanya ke resepsionis melalui telfon kamar. Ternyata telfon kamar tidak bisa digunakan, saaat nomor ditekan, tidak ada nada tut-tut tanda telepon tersambung. Saya dan suami sudah beberapa kali mencoba menggunakan telepon tapi tetap tdak tersambung ke semua nomor yang tertera di informasi.

Suami saya harus keluar kamar dan turun ke lantai dasar tempat resepsionis dan meminta air di kamar direfill. Resepsionis menerima request kami. 
Tapi suami saya lupa bilang soal telepon. 
Ya udah kan. Yang penting request udah disampaikan jadi kami kira semua selesai dan air akan diantar ke kamar kami sekitar 15 menit. Tapi ternyata air belum diantar meski sudah lewat 30 menit. 

Suami saya terpaksa keluar kamar lagi, bilang lagi ke resepsionis soal request kami. Suami juga ke mobil untuk mengambil 2 jeruk dan air sisa sepedahan tadi pagi. Setelah itu kami harus nunggu setengah jam lagi sampai air diantar ke kamar yang artinya 1 jam setelah request kami masuk.

Menurut saya, kecepatan servis ini kurang baik ya karena kami harus menahan haus selama 1 jam. Untungnya masih ada sedikit air dan jeruk untuk membasahi kerongkongan, hehe. 
Kalau menurut teman-teman gimana? 
Kalau gak setuju dengan pendapat saya, kasih alasan di kolom komentar ya.

Buat yang mau lihat review dan cerita dalam bentuk video, bisa klik di sini 



Kami lalu check out setelah sholat dzuhur dari hotel ini.
Meski dalam grup yang sama dengan Artotel Yogya, Artotel Yogyakarta tetap yang terbaik.

Demikian review jujur dari saya.
Terima kasih telah membaca cerita staycation saya ini sampai selesai.

Susie Ncuss 
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

18 komentar

  1. Pasti ini jadi pertimbangan ke yang lain kalau sedang berlibur ke Bandung. Apalagi dari pengalaman mba,bener bener bikin keki ya kalau menunggu sampai berjam jam lamanya belum di anter air.
    Kalau ada yang punya balita,bisa ngerengek terus karena kehausan.

    BalasHapus
  2. Kalau servicenya seperti itu yah memang bikin nggak nyaman. Jadi ikut heran kenapa telepon di kamar nggak berfungsi ya?

    BalasHapus
  3. Mungkin space kosong itu digunakan buat yang membawa laptop jadi bisa kerja dan buat nge-cas hape di situ. Hanya aja gak ada kalender atau buku katalog hotelnya jadi terkesan melompong ya

    BalasHapus
  4. Jadi terinspirasi nih buat staycation di hotel juga, biar bisa sepedahan di kota, soalnya selama ini cuma sepedahan di sekitar komplek aja, hihihi...

    BalasHapus
  5. Kami pernah sekali staycation saat pandemi, karena sudah terlalu lama di rumah aja, berhubung takut bulukan dan lumutan, akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk menginap di dalam kota saja, lumayan refreshing sedikit bisa memberikan impact yang cukup signifikan bagi saya, istri dan juga kedua anak saya.

    Paling enak memang menikmati pemandangan dari atas hotel ya Mba, apalagi Hotel de braga ini cukup tinggi juga dan punya pemandangan yang membuat decak kagum. Fasilitasnya juga cukup lengkap dan nyaman banget keliatannya.

    Menurut saya sah-sah saja kita komplain, karena ada hak yang tidak sesuai dengan yang kita dapatkan. Yang penting apa yang kita sampaikan adalah sesuai dengan keluhan yang kita rasakan. Hal sepele kayak lambat merespon komplain tamu, bisa memberikan impact yang buruk bagi pengalaman menginap.

    BalasHapus
  6. Memang, masalah air minum adalah hal yang krusial. Secara kan itu kebutuhan dasar. Apalagi mengenai komunikasi. Dimana seharusnya telepon bisa digunakan sehingga barangkali ada tamu yang ingin komplain kan nggak harus langsung ke resepsionisnya. Hehehe...

    Aniway, saat ke Bandung saya sempat mengunjungi gedung asia-afrika lho. Menarik sih.

    BalasHapus
  7. wahh hotel ini ada di jalan Braga Bandung ya mbak
    salah satu jalan paling hits di bandung
    jadi ingat tahun 2018 jalan jalan ke bandung dan mampir ke braga

    BalasHapus
  8. Baca ini jadi kangen jalan-jalan di Bandung, duh pas malam hari jalan menuju Masjidnya hehe. Melipir ke lapak-lapak buku bekas di dekatnya menuju Warung Bu Imas, sedaaap. Aku belum pernah nginap di Artotel, menurutku ya lokasi memang strategis tapi kalau pelayanan sampai 1 jam ya cukup lama. Ditambah telepon yang enggak berfungsi. Sekarang era serbakompetitif, kudu bisa gesit melayani konsumen. Semoga manajemen Artotel Bandung baca post ini dan menjadi bahan perbaikan mereka ke depan. Oiya, apakah pas keluar hotel Kakak menuliskan komplain di secarik kertas yang tersedia di kamar? Aku pernah komplen di sebuah hotel besar di Sby pas ada kecoak. Ditanggapi sih tapi pas aku dah meninggalkan hotel.

    BalasHapus
  9. Duh jadi pingin juga sepedaan ke kota lain, tapi sepedaku bukan sepeda lipat. Staycation di hotel di masa pandemi aman juga ya asal menjaga protokol kesehatan.
    Wah jadi harus turun naik dong ka reseptionis karena gak menyala telpnya

    BalasHapus
  10. Pengen ih staycation di hotel. Tapi gak kuat budgetnya, hihi...
    Kayaknya sih space di bawah lampu bulat tuh bisa buat kerja buka laptop gitu kali yah. Kelihatannya itu meja ada kursinya kan.

    Btw ternyata ada cerita gak nyaman jg ya sama layanannya. Semoga ke depannya diperbaiki segera sama pihak hotelnya ya

    BalasHapus
  11. Btw, satu hal yang kami sekeluarga lakukan yaitu staycation. Hampir. 2bln sekali kami usahakan staycation. Nggak perlu di hotel mewah. Yang penting harga terjangkau buat kami. Hehe.

    Tapi, bedanya kami nggak sepedaan. Hihi.

    Pokoknua happy terus ya mbak.

    BalasHapus
  12. Hotel impian sy nih kak klo lagi dibandung.
    Tp apalah daya harga nya tdk masuk dikantong, jadi cari yg lbih mrah.

    Dri fasilitasnya sih banyak banget ya kak.

    BalasHapus
  13. Wah pemandangan kota Bandung dari lantai 11 De Braga By Artotel nya bagus banget ya Mbak, trus dine in nya di Mang Dadeng jd berasa privat gitu ya krn kebetulan pas cm berdua yg makan yahh. Nice share Mba...

    BalasHapus
  14. Ah, Bandung selalu menarik untuk disimak ceritanya. 2.5 tahun di Bandung bikin aku selalu kangen sama kota kembang ini. Apalagi daerah Braga tempat aku sering nongkrong. Ah, seru ya sepedaan di sana. Jdi pengen ikut

    BalasHapus
  15. Hotelnya terlihat sangat nyaman yah, baca ini jadi kangen staycation di hotel. Noted buat referensi saat punya waktu luang nih

    BalasHapus
  16. Kalau di Surabaya itu Artotel punya hotel full of art
    Jadinya nginep sana seolah ngineo di galeri seni

    BalasHapus
  17. Boleh juga ini hotel mulai memberikan refill minum ya...
    Semoga pelayanannya kedepan makin cepat

    BalasHapus
  18. Nama hotslnya, Bandung banget ya. Tapi memang sih beberapa hotel, pelayanan service di kamar sering tidak sesuai ekapektasi. Apalagi kalau tamu hotelnya banyak.

    BalasHapus

Posting Komentar