Solusi Anti Ribet Nagih Utang Teman, Saudara dan Keluarga

2 komentar

Pernah nggak susah nagih utang ke teman atau keluarga? Padahal kita sebagai orang yang ngutangin saat itu memang lagi butuh uang. Namanya juga manusia kan ya, kondisi finansial kadang lapang kadang sempit. Kadang bisa ngasih utang, kadang ada aja kondisi yang bikin kita rasanya pengen ngutang #eh.

KENAPA YA ORANG BERANI NGUTANG KE TEMAN ATAU SAUDARA?

masalah utang

1. Butuh Banget

Percayalah, orang yang memutuskan utang itu biasanya (sekali lagi, "biasanya"... karena ada aja orang nggak tau diri yang hobinya ngutang) sudah menggadaikan harga dirinya.

Saya kebayang sih gimana rasanya waktu pertama kali mau ngechat dan ngutang ke temen atau saudara sendiri. Kenapa saya tau? karena dulu waktu saya dan suami lagi ngurusin KPR, kami beneran butuh banget duit buat DP-in KPR. Saya sempat pengen ngutang ke orang lain, tapi waktu itu alhamdulillah saya nggak sanggup buat ngetik di WA. hehe

Harga diri saya memang terlalu tinggi buat ngutang ke teman atau saudara, hahaha

Catatan: saya bukan nggak pernah utang ya. Saya sesekali utang sama orang, misalnya waktu mau gofood bareng-bareng yang ditalangi sama 1 orang. Saya juga pernah utang ke warung tetangga karena nggak ada cash yang kemudian langsung sy transfer setelah sampai di rumah. Saya juga pernah utang ke kantin kantor yang dibayar di akhir bulan.

2. Merasa Dekat

Kebanyakan orang yang ngutang ke kita merasa hubungan personalnya dengan kita sudah cukup dekat sehingga bisa mempercayakan aib mereka ke kita.
Kenapa saya menyebutnya aib?
Karena orang biasanya nggak mau ketauan kalau dia ngutang. Isin lah.. :(

Tapi ada juga sih orang-orang yang nggak tau diri (lagi) yang ngutang ke orang yang bahkan baru dikenal beberapa minggu atau bahkan ada juga yang baru kenal di sosial media.

3. Solusi Lebih Mudah

Meminjam uang ke keluarga sendiri dan teman adalah alternatif yang lebih mudah dan lebih murah daripada harus ngutang ke lintah darat atau pinjol.


UTANG BISA JADI SUMBER MASALAH

Tetapi berutang ke orang yang memiliki hubungan dekat atau bahkan saudara sendiri bisa jadi sangat rumit saat orang yang kita utangi nggak bisa bayar atau nggak mau bayar lagi. Sedangkan kita sebagai yang punya piutang ke mereka juga butuh uang.

cara nagih utang ke teman dan saudara
Nggak bisa dipungkiri ya kalau utang atau hutang adalah salah satu masalah yang bisa jadi penyebab pertikaian dan pertengkaran di antara teman, saudara, atau keluarga. Bahkan nggak keitung banyaknya drama utang-piutang yang tersebar di social media.

Banyak juga yang jadi meme karena kebanyakan galakan yang ngutang daripada yang ngutangin.
yang utang lebih galak

PENGALAMAN NGUTANGIN ORANG DAN CARA MENGATASINYA

Saya pribadi memiliki pengalaman ngasih utang ke orang dari ratusan ribu sampai yang dobel digit. Ada juga orang-orang yang pengen minjem utang ke saya padahal saya nggak begitu dekat dengan dia. Saya bahkan nggak pernah ketemu dia selama hampir 15 tahun.

Saya nulis di sini based on pengalaman pribadi yang mungkin bisa bermanfaat buat teman-teman pembaca.

1. Tolak Aja

Salah satu teman SMA saya, sebut saja XYZ, beberapa kali nge-WA saya untuk pinjam uang. Padahal seperti yang saya bilang, kami tidak pernah berkomunikasi selama lebih dari 15 tahun. Bahkan saat di SMA pun saya tidak begitu dekat. Selayaknya teman sekelas di kelas 3 SMA aja. Kadang ngobrol, ketawa-ketawa, tapi nggak pernah deep talk atau ngomongin hal personal yang menandakan kami dekat.

Untuk orang yang nggak nggak begitu dekat dengan saya, saya akan bilang "Maaf, saya juga lagi nggak ada uang karena abis xxx xxx"

Kebetulan waktu itu saya memang lagi ada keperluan yaitu nabung untuk bawa ibu saya jalan-jalan ke Yogya yang membutuhkan uang tidak sedikit.

Di beberapa waktu kemudian, XYZ kembali nge-WA. Saya juga kembali mengatakan tidak. Kebetulan lagi waktu itu saya mau nabung buat ngelunasin KPR, so i didn't have money to lend to anyone. 

Dan tahun ini juga XYZ kembali nge-WA saya dengan kalimat yang hampir sama bahwa dia butuh uang. But that time, i didn't read his message. Instead, saya mencoba menghubungi teman SMA saya yang lain (sebut aja W) buat ngecek kondisi finansial, mungkin dia tau.

Ternyata hasil crosscheck ini, si W ini juga di-WA sama XYZ yang mau ngutang ke dia. It was fishy, jadi kami akhirnya memutuskan untuk tidak membaca pesannya. Alias dicuekin aja.

Di kasus yang lain, ada salah satu teman kantor yang mau pinjam uang ke saya, sebut saja ACD. Teman saya ACD ini memang punya track record meminjam yang kurang baik. Karena itu saya menolak permintaan pinjaman dia. Yes, saya nolak.

pengalaman utang ke teman dan saudara

Nggak perlu segan bilang "tidak" ke orang. Karena kalau jadi Yes Man terus, yang ada malah kita yang kesusahan sendiri. Entah itu secara fisik, mental atau keuangan. 

Kalau gara-gara menolak ngutangin bikin hubungan kalian jadi renggang, so be it! Itu artinya kita tidak membutuhkan relationship itu. Bodo amat aja.

2. Ikhlasin Aja

Salah satu teman kantor saya juga pernah pinjam uang ke saya. Saya tau dia adalah breadwinner di keluarganya dan keluarganya sedikit messed up di financial aspect. Karena itu saya memutuskan untuk meminjamkan uang ke dia, nggak banyak cuman Rp500.000,-, sekitar 2-3 tahun yang lalu.

Sampai sekarang utang itu belum dibayar atau dilunasi.

Untuk kasus ini, saya sudah memperkirakan kalau dia bakalan susah balikin utangnya. Karena itu dari awal saya nggak expect anything ke dia. Saya mengikhlaskan dan berniat agar kerelaan saya ini bisa memberi manfaat ke saya di akhirat nanti.

Tapi "Ikhlasin Aja" itu nggak gampang, Sis...

Karena itu saya pribadi memberi saran ke teman-teman  agar bisa memitigasi resiko saat mau ngutangin orang. Caranya:

  • Kalau udah ada tanda-tanda kalau orang yang mau ngutang itu "rada nggak beres", mending ditolak aja (seperti cara pertama), tapi 
  • Kalau kita pengen bantu ya lebih baik niatnya ngebantu aja.
    Ngutangin tapi diniatin buat bantu sehingga nominal yang diberikan bisa disesuaikan dengan nilai yang bisa ditolerir dengan keikhlasan hati masing-masing, hehe.

Kalimatnya rada kontroversial nggak ya kira2? Semoga nggak ya, hehe.

Kalau menurut saya ambang batas keikhlasan orang soal duit itu memang beda-beda. 

Misalnya saya yang masih struggle ngumpulin 50 juta pertama, uang di bawah 500rb itu masih bisa banget dijadiin sedekah ke orang "bermasalah". Tapi kalau udah mau 1 juta, saya rada susah ya ngikhlasin. Da masih butuh duit.. buat daftar naik haji, misalnya. 

Ada juga orang-orang di luar sana yang udah tajir melintir dan bisa ngikhlasin 20 juta ke teman atau saudara. So, choose your own number, hehe.

3. Percaya Ke Orang Yang Ngutang

Saya juga pernah tetap percaya ke orang yang ngutang ke saya. Untuk ini, kasusnya adalah saat kakak kandung saya minjem uang ke saya. 

Setidaknya kita menghabiskan belasan tahun berinteraksi dengan saudara kandung kita. Karena itu kita pasti tau karakter asli mereka, entah itu kakak atau adik.

Saya tau sifat kakak saya yang nggak akan berkhianat karena itu saya berani memberi utang ke beliau sebanyak Rp10.000.000,-. Mungkin jumlah ini nggak begitu berarti buat sebagian orang. Tapi buat saya ketika saya ngasih pinjem 10 juta ke kakak, saldo tabungan saya tinggal 1-2 juta saja waktu itu. haha

saudara hutang gak bayar

Bahkan ketika kakak saya suatu ketika bilang ke saya
"Maaf ya.. mbak belum bisa ngelunasin utang karena suami di-PHK. Tapi insyaAllah bakalan tetap diusahain terus kalau suami udah dapet kerjaan lagi"

Saya saat itu tidak bereaksi apa-apa karena saya tau betul kakak saya. Dan di sisi yang lain, saya juga tidak punya hal urgent yang membutuhkan uang dengan nominal besar.

Waktu terus berlalu dan akhirnya setelah hampir 1 tahun, kakak saya bisa kembali mengangsur pembayaran utangnya hingga lunas.

4. Bikin Perjanjian Utang

Ini kasus saya saat mau ngutangin saudara kandung saya (lagi) dengan nominal yang cukup besar (buat saya). 

Adik kandung saya mau pinjam uang karena dia udah kapok banget ngutang di leasing motor. Padahal waktu itu saya udah pernah bilang ke dia: 

"Nggak usah kredit motor, nanti berat di cicilannya. Mending beli motor second aja yang kondisinya masih bagus tapi nggak bakal nyusahin di masa depan"

Tapi tentu saja adik saya ini nggak mau dengerin kata kakaknya karena dia memang orangnya kerasa kepala. Dia tetep kredit motor dan baru sadar kalau kredit motor itu bikin repot untuk dia yang nggak punya pekerjaan yang ngasih kepastian.

Saat ini dia dan suaminya mau menyelesaikan renovasi rumah tapi terkendala biaya. Adik saya ini juga udah kapok minjem uang di BPR atau institusi sejenis karena bunganya terlalu besar. Karena itu dia memberanikan diri untuk minjem ke saya. haha. 

Alhamdulillah adik saya ini sekarang udah bisa diajak ngobrol, nggak kayak dia 3 tahun yang lalu yang masih luar bisa keras kepala.

Karena saya tau sifat dan karakter adik saya ini, saya mau ngasih dia utang dengan 2 pertimbangan

  • Dia udah menikah dan suaminya punya pekerjaan tetap.
  • Adik saya bersedia tanda tangan perjanjian utang dengan jaminan yang bisa saya pegang kalau suatu saat ada masalah.

Jaminan yang saya minta adalah BPKB Sepeda Motor karena adik saya minjam Rp15.000.000,- hehe.
Kalau mau tau contoh Surat perjanjian Utang Piutang, bisa banget lho click link ini biar bisa kebayang gimana bentuknya dan nggak perlu mikir kebanyakan.

.

Ternyata cukup banyak ya pengalaman saya dengan utang piutang. Saya jadi kembali merefleksikan hidup saya selama beberapa tahun ke belakang. Semoga pengalaman saya saat ngasih utang dan nagih utang ke teman, saudara dan keluarga kandung ini bisa bermanfaat meski sedikit ke teman-teman. 

Kalau ada yang punya pengalaman ngasih utang atau nagih utang, tulis di kolom komentar ya... mungkin bisa menginspirasi atau membantu teman-teman yang lain.

Terima kasih
Susie Ncuss

susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

2 komentar

  1. memang benar, perihal uang bisa menjadi hal yang sangat sensitif ya

    BalasHapus
  2. Tulisan yang menarik. Saya pernah memberi utang pada sahabat. Nilainya masih dalam batasan kemampuan saya untuk di-ikhlasin jika tidak dibayar. Jadi jika tidak dibayar ya... di-ikhlaskan.

    BalasHapus

Posting Komentar