Menjadi Pelanggan Tumpuk Di Tengah

32 komentar
Pernah nggak teman-teman mengalami hal ini:
Masuk ke sebuah restoran atau tempat makan, semua meja tampak penuh dengan pelanggan. Setelah beberapa saat "keliling", akhirnya kita menemukan satu meja dan beberapa kursi yang kosong, tapiii... meja itu penuh dengan piring dan gelas kotor, tambah lagi beberapa helai tisu yang berwarna cokelat entah bekas apa.

Apa yang saat itu teman-teman lakukan?

1. hubungi waiter/watress untuk membersihkan meja sebelum duduk
2. "terpaksa" membersihkan meja tersebut meski kadang rada geleuh

Tos dulu dong buat yang udah pernah mengalami kayak gini...

Fenomena klasik ini terjadi karena penduduk negara ber-flower ini berfikir kalau sudah bayar harga makanan dan pajak, maka kita (iya, kitaa..) merasa bahwa kita bisa "seenaknya" meninggalkan semua piring dan alat makan lainnya bersama dengan ceceran kuah atau butiran nasi yang terpental dari piring dan bertebaran di atas meja. Padahal kalau dipikir dengan jernih, tindakan itu akan berefek pada pekerjaan para waiter/waitres dan juga kenyamanan pelanggan lain setelah kita.

Kita lupa bahwa sedikit saja kita mengubah perilaku kita di restoran bisa memberikan kemudahan dan kenyaman bagi orang lain: Pelayan dan Pelanggan lain.

Yaitu menjadi salah satu bagian dari gerakan "Pelanggan Tumpuk Di Tengah"

Apaan tuh, Ncuss?

Sederhana banget kok gerakannya: Setelah kita makan di restoran, kita menumpuk semua piring dan mangkuk yang kita pakai dan menyimpannya di bagian tengah meja di mana kita makan. Begitu juga dengan sendok, garpu, sumpit, sedotan, bahkan tisu yang sudah kita pakai.
Saya dan suami biasanya sekalian "mengelap" meja dengan tisu yang kami pakai, terutama jika ada kuah bakso/sup atau bahkan sambal yang berceceran saat kami makan. :D

Repot banget sihh... --"
Nggak kok, serius deh.... Saya dan suami sudah menjalankannya dari tahun lalu dan gerakan ini hanya membutuhkan waktu 1 menit.

Tumpuk Di tengah, sis...

Benefit Gerakan Tumpuk Di Tengah 
Setelah saya fikirkan, benefit gerakan ini lebih banyak untuk restoran dan pelanggan setelah kita sih.
 

Untuk Pihak Restoran 
Pelayan/waiter bisa lebih cepat membersihkan meja. Apakah artinya pelayan jadi gabut (gaji buta)? Ya nggak lah, kan mereka kerjaannya masih banyak di belakang dapur: mencuci piring, memilah sampah, dan lain-lain.

Untuk Pelanggan lain: proses pembersihan meja yang cepat akan membuat pelanggan berikutnya menjadi lebih nyaman saat akan memesan menu dan menunggu makanan di restoran tersebut.

Trus, keuntungannya apa buat kita?
Saya pribadi nggak bisa ngasih insight keuntungan langsung buat kita sebagai pelanggan yang melakukan gerakan ini. Namun jika gerakan ini sudah dilakukan oleh banyak orang, kita akan mendapatkan keuntungannya: kita akan mendapatkan meja dalam kondisi bersih dan tidak menjijikkan (gak ada ceceran kuah dan sambal di meja) saat ke restoran.

Mungkin kita bisa mengubah mindset pribadi: mengerjakan sesuatu tidak harus selalu mendapatkan keuntungan pribadi, bukan? Anggap saja gerakan tumpuk di tengah ini sebagai sebuah sedekah. Bagaimana?

Dari semua pembaca blog ini, ada yang sudah menjalankan kebiasan ini kah?
Atau mungkin ada yang curhat soal meja restoran yang lengket dan hal-hal lain? 


Saya tunggu pendapat dan curhatnya di kolom komentar ya...
susie ncuss
a Devoted Wife who is addicted to Traveling, Halal Food, and Good Movies.
Contact
Email: emailnyancuss@gmail.com
Click http://bit.ly/travelndate to chat me via whatsapp

Related Posts

32 komentar

  1. Sedari dini aku udah ajarin anak2 Mba kalau makan di mana saja baik di resto atau warung makan, maka piringnya dibereskan dan ditumpuk. Kalau ada ketumpahan dan sebagainya di meja langsung di lap. Eh pegawai resto nya suka kaget ternyata mejanya udah kinclong tinggal angkat tumpukan piring. Budaya ini baik karena yang makan bukan kita saja tapi orang lain juga :)

    BalasHapus
  2. Saya juga biasa menumpuk piring dan peralatan yg sudah kosong ketika selesai makan di resto, praktis aja bagi saya mbak.... Memang benar klo konsumen resto pada sadar akan hal ini sedikit banyak bisa membantu para waitres resto ya mbak... Selain meja cepat dibersihkan, konsumen berikutnya juga tdk terlalu lama menunggu pesanannya.

    BalasHapus
  3. Nah aku suka agak gimana ya kalau lihat meja makan berantakan sampai makanan berceceran kemana-mana, biasanya aku pilih meja lain aja soalnya suka lgs badmood:)
    di beberapa food court malah menerapkan selesai makan menaruh alat makan di tempat yang sudah disiapkan, kaya di Ikea tuh dan beberapa tempat lain.

    BalasHapus
  4. Kalau keluarga kami memang kebetulan jarang makan di restoran, Mbak. Tapi, sering mampir di warung bakso, hahaha. Kayaknya dari dulu, udah sering aku lihat banyak orang yang sudah melakukan gerakan pelanggan tumpuk di tengah. Ini kebetulan keluargaku kok juga iya. Soalnya kami punya balita dan baduta, jadi habis makan harus segera dirapikan, takut mereka ambil alih dan praangg.. pada pecah kan malah nambah masalah.

    BalasHapus
  5. Sering banget menjumpai habis makan ditinggal, terutama di rumah makan yg ramai. Alhamdulillah, gerakan tumpuk ke tengah sudah sering kami lakukan sehabis makan. Malah sering diledekin, "jangan dicuci lho" hehehe

    BalasHapus
  6. Saya setuju dengan gerakan itu, biasanya juga saya demikian. Cuma kalau tak ada tisu di tempat dan sayanya juga lupa bawa tisu, terpaksa ceceran dibiarkan. Tak selalu makan di tempat yang sedia tisu, sih. Pola pikir tumpuk di tengah dan beresin bekas makan dari ceceran adalah tindakan terpuji. Semacam sedekah untuk memudahkan orang lain. Bukankah jika kita memudahkan yang lain maka Allah akan mempermudah urusan kita. Selain itu, kita juga bisa lebih disiplin dengan diri sendiri, melakukan hal baik sebagai kebiasaan yang membuat pribadi kita lebih baik dan penyayang.

    BalasHapus
  7. Sebelumnya nggak kepikiran bakal ngelakuin hal yang seperti ini mbak. Karena udah kebiasaan, abis makan langsung tinggal saja. Itu kan tugasnya pelayang RM atau restauran *eh tapi setelah baca postingan ini, saya jadi tercerahkan. Ya, memang keuntungannya buat kita nggak ada tapi kalau diniatkan bisa jadi amal kan mbak. Thanks sharingnya😊

    BalasHapus
  8. pasti pelayan restorannya senang banget yaa, bila seluruh pengunjung restoran bisa melakukan kegiatan tumpuk di tengah ini. Kita juga pasti senang karena sudah membantu meringankan kerjaan para pelayan itu :)

    BalasHapus
  9. sering banget melihat pelayan yang restoran yang sibuk bersihin piring kotor pelanggan + me-lap meja yang lengket. Tindakan kecil seperti tumpuk di tengah ini pasti sangat membantu mereka :)

    BalasHapus
  10. Aku sering ngalamin mba. Kalau ada tissue bersih, aku bersiin yang bagian aku mba. Lalu pirig aku pinggirin setelah ditumpuk sambil nunggu petugas datang

    BalasHapus
  11. ini keren banget mbak. Aku sering kesel kalo dapet meja kosong yang masih berantakan. Lagipula enggak ada salahnya memulai dari diri sendiri

    BalasHapus
  12. Saya mulai ngeh peduli kayak gini sekitar 6 tahun lalu, waktu itu ke Bali dan takjub melihat para bule yang membersihkan meja mereka saat makan di sebuah resto siap saji.

    setelah itu, saya lalu meniru hal tersebut dan membiasakan anak agar peduli.
    piring di tumpuk, meja di bersihkan pakai tisu bekas.

    semoga jadi good habbit buat anak hingga nanti :)

    BalasHapus
  13. Simple sih ya tindakan tumpuk di tengah tapi ini membantu banget pelayan dalam pekerjaanya dan saat ini saya juga lagi membiasakan ke anak-anak untuk melakukan itu semua. Biasanya sih saat di fast food pokoknya bais makn taro nampannya.

    BalasHapus
  14. Ah bener mba, saya pun sering mengalami saat mau makan, eh meja makan masih kotor, dan sebenarnya gerakan sederhana tumpuk di tengah ini bisa berefek positif ya, semoga semakin banyak orang yang lebih perhatian dengan gerakan membersihkan tempat setelah makan, kebersihan khan sebagian daripada iman ya

    BalasHapus
  15. Aku merasakan keuntungan dari gerakan ini kok mba.. dengan kita selalu beresin meja setelah makan di resto, anak2 akan punya kebiasaan baik yang mereka butuhkan sebagai warga dunia, jadi suatu saat anak-anak sekolah atau tinggal di luar negeri, mereka nggak dicap ngeselin karena makannya berantakan banget hahaah

    BalasHapus
  16. Yap akupun dh membiasakan diri klo begini mba jika makan diluar, meringankan sekaligus kliatan gk norak klo berantakan

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah sudah mulai membiasakan tumpuk di tengah ketika habis makan diundangan atau di retso. yah, itung-itung meringankan beban para pelayan. pernah juga saya kerajinan membawa semua bekas makan ke dalam hihi mpe temen saya bilang, ih kerajinan amat sih, udah taro aja di tengah sih. hahhaa

    BalasHapus
  18. MasyaAllah terima kasih Mba sudah diingatkan
    kadang juga saya begitu, kadang enggak. Tapi sekarang merubah mindset perlu
    adalah untuk sedekah. Ah, love banget postinganmu mba

    BalasHapus
  19. Ngga semua masyarakat mau ya membersihkan atau membereskan meja makannya setelah makan di sebuah restorant, padahal kalo makan sendiri dirumah selalu dibersihkan, tetapi kenapa kalo di resto ngga? hehe aku dan suami selalu membiasakan membersihkan dan menaruhnya pada tempatnya.. ini juga di resto cepat saji, kalo di resto besar ya minimal ngga berantakan.. bisa dengan menumpuk ditengah seperti mba lakukan.. selain memudahkan untuk diangkat juga sedekah kebaikan.. bener banget

    BalasHapus
  20. Aku udah membiasakan numpuk pinring di tengaj meja mba. Soale bir enak juga dipandangnya. Ngobrol jhga jadi enak

    BalasHapus
  21. Setuju saya juga pelan-pelan ngajarin anak dan suami untuk buat seperti ini kalau lagi makan di warung atau resto.

    BalasHapus
  22. Kalo aku udah lama suka numpuk di tengah gitu. Aku sama suami emang suka repot, tapi ternyata anak-anak jadi ketularan juga meniru gaya kami kalo makan di luar

    BalasHapus
  23. Sejak ngaji di Salman yang kantinnya menerapkan Self-service, aku jadi biasa merapikan makanan setelah beres.
    Paling gak, ga bececeran sisa makanan di meja.

    BalasHapus
  24. Kadang saat aku melakukan tumpuk di tengah, suamiku suka bilang : udah biarin aja ngapah. Iiihh...gemes deh sama dia. Kan ya ga pa2 toh kita tumpuk piring kotor kita ke tengah, nggak berat juga inih. :)

    BalasHapus
  25. Udah lama sebenernya aku tumpuk di tengah. Dulu sampe dpt tatapan ga enak sama pengunjung lainnya. Seolag mereka berkata aku kampungan hiks. Tapi bodo amat deh

    BalasHapus
  26. aku setahun ini udh coba tumpuk ditengah ,sebenarnya bikin pekerjaan jadi cepat, pelayan mudah membersihkan juga,kita bisa lanjut kegiatan lainnya

    BalasHapus
  27. aku pendukung gerakan tumpuk di tengah juga mba. kalo abis makan di warung, juga selalu ngusahain tumpuk di tengah, kalau si kecil ndak riwil hehehe

    BalasHapus
  28. bener banget Mbak, baiknya sih dari sekarang kita juga sadar dan melakukan hal serupa, tumpuk di tengah. Toh klo kita jadi pelanggan selanjutnya di kemudian hari di tempat yg berbeda, menemukan meja yang sudah bersih rapi karena pelanggan sebelumnya telah melakukan tumpuk di tengah, kita jadi dapat bagian senangnya juga kan yah.. Anggap aja kita menabung kebaikan ya Mbak :)

    BalasHapus
  29. Sebuah pelajaran sederhana, tapi bernilai besar.

    Sepakat deh, entah ada kaitan dengan negara ber-flower, yang pasti saya juga pernah mengalami kejadian seperti di atas.

    BalasHapus
  30. Aku sering banget ngalamin deh, terutama di resto cepat saji. Kadang jijik lihat basah, keleleran air, makanan, klo gini aku manggil waiters tapi kalau masih standart aku beresin dulu. Nah, aku aing ga bisa kelar makan ninggalin meja jorok gitu. Biasa kutumpuk tengah dengan meja kubersihkan pake tisu dulu

    BalasHapus
  31. ah setuju banget nih sama gerakan Tumpuk Di tengah ini.. mesti dibiasakan untuk kebaikan.. kan jadi keliatan juga makanan yang belum dimakan sampai habis banget yang mana, hihi..

    BalasHapus
  32. Wahhh istilah ini sering sekali ak dengan dan pernah melihat juga di tempat lain, bener banget tuh.. Abis makan harus dibersikan dan diletakkan di tengah supaya pelayannya bisa langsung mengangkat bekas makanan yang abis dimakan, kadang juga tumpuk tengah berlaku buat handphone wueheehhe

    BalasHapus

Posting Komentar